Angka Kematian Akibat TB Tinggi di Surabaya

Karikatur dbdSurabaya, Bhirawa
Sampai saat ini jumlah korban akibat penyakit Tuberculosis (TB) terus bertambah. Hingga tahun 2014 jumlah penderita TB yang meninggal dunia mencapai 43 orang. ”Jumlah korban meninggal ini mulai tahun 2009 lalu dan jumlah ini akan terus bertambah,” kata Kepala Dinkes Surabaya.
Untuk itu pihaknya berusaha keras agar jumlah korban meninggal tidak bertambah. Menurutnya, Dinkes telah melakukan cara agar korban TB tidak bertambahn yaitu dengan melakukan sosialisasi melalui Posyandu di masing-masing RT hingga menurunkan tim TB ke perkampungan.
“Kami seolah berburu sebanyak-banyaknya menemukan warga yang menderita penyakit TBC. Itu dilakukan agar penderita bisa diobati dan disembuhkan sehingga tidak menular ke yang lain,” kata Febria Rachmanita, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya,
Selain itu, tim TB Dinkes Surabaya melakukan pendampingan terhadap penderita untuk minum obat secara rutin hingga enam bulan menuju sembuh. Hanya saja, para penderita TB biasanya kurang sabar sehingga seringkali menghilang dari pendampingan tim TB.
“Itu problemnya, penderita merasa bosan minum obat setiap hari tanpa henti selama enam bulan. Padahal, hanya dengan cara minum obat rutin itu penyakit TB bisa disembuhkan. Artinya, penyakit TB bisa sembuh dan tidak benar kalau divonis tidak bisa disembuhkan,” tutur Febria Rachmanita.
Dijelaskan Febria, untuk kasus TB sendiri sebenarnya di wilayah Surabaya terus mengalami penurunan meski jumlahnya masih yang tertinggi di Jawa Timur dengan jumlah penderita mencapai 4.028. Dari jumlah penderita tersebut, jumlah penderita baru yang masuk pendataan mencapai sekitar 2.000 penderita. Dan sisanya merupakan data jumlah penderita lama.
“Kami akui jumlah penderita TB cukup tinggi di Surabaya. Tapi secara umum jumlah penderita di Surabaya turun dari tahun ke tahun kok,” ucap Febria.
Mengenai penyebab penyakit TB, jelas Febria, pada intinya karena lingkungan kurang sehat dan perilaku hidup warga sendiri. Pemkot Surabaya melalui Dinas Sosial telah berupaya melakukan perbaikan di tempat-tempat kumuh yang rawan menimbulkan penyakit TB dan perbaikan lingkungan dan program tersebut hingga sekarang terus dijalankan.
”Yang penting saat ini adalah masyarakat harus terbiasa hidup sehat karena dengan Perikau Budaya Hidup Sehat (PHBS) akan memperkecil terjadinya penularan penyakit,” tegasnya.
Kepala Dinkes Jatim Harsono menyatakan, tahun 2014 jumlah kasus TB di Jatim sebanyak 39 ribu orang sedangkan tahun 2013 angkanya mencapai 42 ribu orang. Jika dilihat jumlah kasus tahun 2014 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 hal ini disebabkan  jumlah penderita TB baru belum ditemukan semuanya.
“Jika semua penderita didata secara keseluruhan maka jumlah penderita TB di Jatim akan banyak,” ucapnya.
Menurutnya, kasus TB hampir sama seperti kasus HIV, dimana kasus tersebut ibarat gunung es (Tampak kecil dipermukaan tapi besar di dalam, red). Jika dilihat sampai saat ini petugas pelayanan TB yang bergerak di masyarakat belum sampai menyasar ke bawah sehingga banyak penderita belum terdata. ‘Kita ingin para petugas pelayanan TB dapat terjun ke bawah sehingga penderita TB dapat mendapatkan pelayanan kesehatan,” tegasnya
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Muhammad Arifin Nawas menyatakan, saat ini penyebarannya tuberculosis (TB) cukup tinggi di Indonesia. Dalam setahun terdapat 730.000 kasus baru atau setiap jam ada 83 orang penderita TB. “Untuk itu upaya edukasi mengenai TB harus terus dilakukan, agar prevalensinya makin sedikit,” katanya.
Arifin menuturkan TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil tuberculosis, penyakit ini menular melalui udara, ketika pasien batuk, bersin, meludah, atau saat berbicara. Menurutnya, kuman keluar dari percikan dahaknya dan dapat terhirup oleh orang di sekitarnya. TB tidak menular lewat transfusi darah, air susu ibu, dan alat makan atau tempat minum yang telah dicuci. “Umumnya TB menyerang paru, tetapi juga dapat menyerang organ lainnya seperti sawar otak, tulang, ginjal, dan lainnya,” ungkapnya. [dna]

Tags: