Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Polres Malang Gelar Apel Gabungan

Wakapolres Malang Kompol Wisnu Setiyawan Kuncoro saat meninjau kesiapan peralatan bencana alam, di halaman Mapolres Malang, kec Kepanjen, kab Malang

Kab Malang, Bhirawa.
Memasuki musim penghujan seperti sekarang ini, maka TNI/Polri bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, dan Search And Rescue (SAR), telah melakukan kesiapan dalam penanggulangan bencana Hidrometeorologi atau suatu fenomena bencana alam. Karena hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Malang cukup ekstrem, sehingga perlu adanya antisipasi terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

Kesiapan dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam di Kabupaten Malang, maka digelar apel di halaman Mapolres Malang. “ Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesiapan menghadapi potensi bencana alam di wilayah Kabupaten Malang,” kata Wakil Kepala Polres (Wakapolres) Malang Kompol Wisnu Setiyawan Kuncoro, Selasa (28/11), kepada wartawan. Dari apel penanggulangan tersebut, telah diikuti personel gabungan Kodim 0818/Kabupaten Malang/Kota Batu, Brimob Detasemen B Pelopor Ampeldento, Satpol PP, BPBD, Damkar Kabupaten Malang, SAR dan Sentra Komukasi (Sentra) Mitra Polisi.

Mengahadapi bencana Hidrometeorologi, masih dia katakan, dalam arahan Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana, telah menekankan kerentanan geografis dan geologis di Kabupaten Malang terhadap bencana alam, khususnya bencana Hidrometeorologi. Karena ada beberapa kecamatan di Kabupaten Malang dinilai rawan terkena dampak bencana, terutama banjir yang disebabkan oleh luapan Sungai Brantas dan sungai-sungai besar lainnya yang melintasi wilayah tersebut.

“Melihat besarnya ancaman bencana alam Hidrometeorologi tersebut, maka kita perlu meningkatkan kewaspadaan terlebih saat ini di wilayah Kabupaten Malang diguyur hujan ekstrem, sehingga masyarakat harus waspada terjadinya hujan deras,” jelas Wisnu.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), terang dia, menunjukkan bahwa wilayah kabupaten Malang memasuki musim penghujan dari bulan November hingga puncaknya pada Januari-Februari 2024 mendatang. Sehingga diprediksi adanya peningkatan intensitas curah hujan. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh badai Lamina yang memicu peningkatan curah hujan hingga 20 persen hingga 70 persen. Sehingga

dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim ini, maka perlu dibangun kewaspadaan mitigasi dan kesiapsiagaan darurat bencana Hidrometeorologi dari berbagai elemen.

Selain itu, lanjut Wakapolres Malang, Kapolres Malang juga menggarisbawahi beberapa poin penting dalam kesiapan penanganan bencana, diantaranya peningkatan sinergitas antar stakeholder, menyusun rencana kontijensi, melakukan sosialisasi persuasif dan edukatif kepada masyarakat, serta memastikan kesiapan mental dan fisik satuan tugas. Dan pihaknya juga meminta masing-masing satuan tugas dari TNI/Polri maupun Pemerintah Daerah (Pemda) saling berkoordinasi menyiapkan lokasi pengungsian dan jalur evakuasi. “Laksanakan pelatihan secara intensif dan lakukan pengecekan secara intensif dan berkala terhadap seluruh peralatan besar yang telah dimiliki,” ujarnya.

Diharapkan, dengan langkah-langkah ini, Kabupaten Malang dapat lebih siap menghadapi potensi bencana Hidrometeorologi dan mengurangi risiko yang mungkin timbul. Sehingga dengan kita menggelar apel pasukan tersebut akan menjadi langkah konkret untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di tengah ancaman bencana alam yang mungkin terjadi. “Termasuk menjaga kesehatan dan keselamatan dalam pelaksanaan tugas, agar para anggota yang bertugas di lapangan dapat menjalankan tugas secara optimal,” papar Wisnu, saat menyampaikan arahan Kapolres Malang. (cyn.hel).

Tags: