Pemkot Mojokerto Andalkan 14 Pompa

Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Kota Mojokerto, Bhirawa
Memasuki musim penghujan, Pemkot Mojokerto menggenjot proyek penangkal banjir. Diantaranya dengan mengeruk saluran, serta menargetkan 14 rumah pompa sebagai alat mengatasi banjir.
Aktifitas pengerukan saluran air terus digenjot. Sejumlah saluran air utama yang melintas di tengah kota dikeruk endapannya. Praktis, kantong berisi lumpur dan pasir dari saluran gampang ditemui di pinggir saluran.
Amin Wachid, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kamis (29/9) kemarin menjelaskan, setelah menerima surat dari Kemendagri terkait antisipasi banjir dan tanah longsor, bernomor 362/3489/SJ, tertanggal 15 September 2016 dirinya langsung melangkah. Sebab pemerintah daerah diminta melakukan tindakan antisipasi banjir dengan segera.
Secara detail, kata Amin, berdasar surat Mendagri itu, pemerintah daerah dengan topografi daftar agar mengantisipasi banjir dengan prioritas penanganan saluran dan drainase. Pada poin tiga disebutkan agar daerah, segera melakukan pembersihan drainase/saluran air dan membuat sumur resapan/biopori pada daerah yang topografinya daftar.
”Maka kami kini tengah menggencarkan pembersihan dan pengeriukan di berbagai saluran di kota. DKP sendiri dengan tim reaksi cepatnya mengeruk sejumlah saluran di area protokol Kota Mojokerto. Di samping itu, saluran didaerah rawan banjir dan timbul genangan seperti Surodinawan, Gunung Gedangan, Meri, sampai dengan Mentikan pun digalakkan. ‘Mulai April lalu. Dan sekarang memasuki musim hujan dikeruk saluran yang endapannya tinggi,” tandas mantan Kadisnakertrans ini.
Selain prioritas pembersihan saluran, Pemkot juga menyiapkan rumah pompa untuk menangkal banjir. Sampai akhir tahun ini, ditargetkan terdapat 14 rumah pompa beroperasi. Sampai kini, baru ada 10 rumah pompa yang tersebar di sisi sungai yang melintas di kota. Sedang, empat rumah pompa bakal dibangun akhir tahun ini.
”Tahun ini ada empat rumah pompa dibangun,” sebut Wiwiet Febriyanto ST, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Rumah pompa itu ditargetkan sudah beroperasi ketika musim penghujan. Fungsinya, memindahkan air limpahan hujan dari saluran di daerah rawan banjir ke sungai.
Menurut Wiwiet, proyek penangkal banjir lainnya berupa pembenahan saluran dan drainase yang ada di dalam kewenangan instansinya. Kondisi saluran penting, mengingat dari data ketinggian genangan air, kawasan kota belum bebas dari genangan. ”’Pembenahan saluran dan tanggul sungai juga dilakukan. Fokusnya sekarang pada penyelesaian pompa air untuk tangkal banjir,”  pungkasnya. [kar]

Rate this article!
Tags: