Bagus: Kedelai Provinsi Jawa Timur Masih Defisit 79.114 Ton

Pemprov Jatim, Bhirawa
Produksi kedelai di Jawa Timur diperkirakan masih mengalami defisit. Kondisi ini lebih dikarenakan petani memilih bertanam padi maupun jagung. Nilai ekonomi dari kedelai juga kurang greget dibandingkan dua produk tersebut. Kepala DPKP (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan) Jatim melalui Kepala Bidang Pertanaman Pangan, Bagus, Rabu (19/9) mengatakan, Produksi selama tahun 2018 diperkirakan sebanyak 368.768 ton ose. Sedangkan untuk luas panen selama tahun 2018 dapat mencapai 245.724 hektar.
Sebenarnya, potensi lahan hutan di Jawa Timur masih sangat besar. Potensi itu memungkinkan untuk dimanfaatkan lahan hutan untuk bertanam kedelai. Namun, tidak semua lahan hutan bisa dimanfaatkan untuk budidaya pertanian, khususnya tanaman pangan kedelai. “Untuk konsumsi masyarakat Jawa Timur sebesar 447.912 ton (per bulannya 37.326 ton), sehingga tahun tersebut masih ada defisit sekitar 79.114 ton kedelai,” katanya.
Di sisi lain terkait kedelai lokal, lanjutnya, memang hingga kini masih belum begitu diminati oleh pedagang tahu dan tempe. Dari segi rasanya berbeda antara kedelai lokal dengan kedelai impor. Begitupula dengan bentuk dan ukurannya.
Komoditas yang di Jawa timur minus seperti kedelai, maka keputusan impor maupun bongkar muat dikendalikan oleh pemerintah pusat. Pemprov tidak memiliki wewenang, kecuali untuk komoditas yang Jatim surplus, maka harus ada ijin bongkar kita dari Gubernur. [rac]

Tags: