Banjir Perdana di Pasuruan Rendam Ribuan Rumah

Sejumlah warga di Desa Tambakrejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan melintasi banjir di perkampungannya, Rabu (22/11) pagi. [Hilmi Husain]

Enam Kecamatan Kebanjiran

Pasuruan, Bhirawa
Ribuan rumah warga di enam Kecamatan di Kabupaten dan Kota Pasuruan terendam banjir, Selasa (21/11) malam. Banjir perdana di musim penghujan ini terjadi karena meluapanya sungai Welang, Petung dan Kedunglarangan.
Meluapnya tiga sungai itu dikarenakan akibat guyuran hujan yang begitu deras dikawasan hulu atau pengunungan di Pasuruan. Dari enam kecamatan yang terendam banjir terdapat 12 desa dan kelurahan di Kabupaten dan Kota Pasuruan.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana menyampaikan ketinggian air banjir rata-rata saat menggenang hingga 30-60 cm. Luapan banjir akibat hujan deras di kawasan Tosari, Tutur, Purwodadi, Purwosari, Sukorejo, Pandaan hingga Prigen.
“Hingga pagi ini, sebagian genangan air sudah mulai surut. Hanya tinggal menggenangi jalan-jalan desa. Tidak ada pengungsian maupun korban jiwa di banjir perdana ini,” ujar Bakti Jati Permana, Rabu (22/11) pagi.
Banjir yang melanda enam kecamatan berada di Kelurahan Kalirejo, Kelurahan Kalianyar, Desa Tambakan, Desa Manaruwi di Kecamatan Bangil, Desa Slambrit, Desa Tambakrejo, Desa Sidogiri di Kecamatan Kraton, Desa Mojotengah di Kecamatan Sukorejo dan Desa Sukorejo di Kecamatan Pohjentrek serta Desa Siyar dan Desa Genengwaru di Kecamatan Rembang.
“Ada sekitar 3.180 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir di wilayah Kabupaten Pasuruan. Sejak semalam, kami turun ke lapangan dan berupaya memberikan penanganan serta pertolongan kepada warga. Termasuk pemberian bantuan makanan kepada warga,” tandas Bakti Jati Permana.
Sedangkan di Kota Pasuruan, sekitar 1.000 KK tergenangi air banjir di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo. Termasuk pula, banjir juga terjadi di Kelurahan Krampyangan serta di Kecamatan Bugul Kidul.
Sebagian besar warga yang berada di bantaran sungai menyatakan sudah terbiasa dengan air banjir. Warga akhirnya mengantisipasinya dengan membangun rumah lebih tinggi.
“Mulai pukul 20.00 WIB, air banjir mulai masuk ke perkampungan warga. Selanjutnya tambah besar. Karena rumah saya tingginya sekitar satu meter lebih, sehingga aman atau tidak kebanjiran,” kata Faisol, warga Karangasem, Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo. [hil]

Tags: