DPRD Kota Batu Segera Panggil OPD Minim Serapan

Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, seringkali mengingatkan OPD untuk melakukan percepatan program di tahun 2017.

Kota Batu, Bhirawa
Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Kota Batu segera menjadwalkan pemanggilan masing-masing SKPD untuk mengevaluasi serapan APBD dari program yang dimiliki. Dewan memantau bahwa perencanaan yang dilakukan SKPD/ OPD kurang bagus hingga mengakibatkan serapan anggaran menjadi rendah.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, DPRD akan menentukan SPKD tersebut berhak mendapatkan porsi lebih dari Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) atau kah tidak. Jika memang SKPD tersebut bagus, maka akan diberikan porsi anggaran lebih besar dalam PAK APBD tahun 2017 mendatang.
“Pertama kenapa bisa terjadi minimnya penyerapan anggaran, karena perencanaannya tidak bagus. Sebenarnya APBD kan di Dok Desember, melakukan perencanaan selama sebulan mosok gak mari rek (masak belum selesai-red),” ujar Anggota Dewan dari Fraksi Golkar, Didik M, Kamis (4/5). Selain itu berbagai tahapan lainnya, harusnya sudah selesai, hingga pada bulan Mei sudah bisa dilaksanakan berbagai kegiatan. Keharusan mutasi karena OPD memang juga mengakibatkan minimnya penyerapan anggaran. Terlebih selama ini ada pejabat yang setelah dimutasi langsung meninggalkan begitu saja pekerjaan yang dilakukannya sebelumnya.
“Karena itu saat serah terima berita acara, harus ada keterangan berapa kegiatan yang sudah diselesaikan, dan mana yang belum,” tegas Didik.
Terpisah, Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko menegaskan ia akan melakukan percepatan program tahun 2017 ini. Terlebih tahun ini merupakan tahun terakhir masa jabatannya sebagai Walikota Batu.
“Memang dibutuhkan percepatan berbagai program, saya tidak mau ada PR, semua harus tuntas seperti yang sudah kita rencanakan dalam RPJMD mulai dari Pariwisata, Pertanian,” ujar ER.
Ia menjelaskan bahwa Kota Batu adalah sebuah kita kecil. Di awal kepemimpinannya dulu, tidak ada pengusaha yang mau untuk menginvestasikan dananya sebesar Rp 10 milyar. Namun saat ini nilai investasi yang ada sangat luar biasa, berkisar Rp 100 –  200 miliar.
“Kalau mau melakukan pelebaran jalan, seperti menutup box culvert di sepanjang Beji – Pattimur memang akan sangat berdampak pada ekonomi. Tapi ada tantangannya, kalau semua akses dibuka semua, saya khawatir jebol pertaniannya,” ujar ER.
Jika seluruh akses jalan dibuka, maka dikhawatirkan petani akan berbondong-bondong untuk menjual sawahnya. Karena itulah, ER berulangkali mengutarakan kepada petani agar tidak menjual sawahnya. [nas]

Tags: