Bappeda Kota Probolinggo Fokus Pengembangan Produk Unggulan UMKM

Penentuan hasil FGD PUD masing-masing kelurahan melibatkan camat, lurah, kasi Pemmas, LPM, dan UMKM.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa.
Pemkot Probolinggo terus berupaya untuk meningkatkan kemandirian sekaligus pemulihan ekonomi warganya. Salah satunya melalui Produk Unggulan Daerah (PUD), terutama dari UMKM.

Agar fokus pengembangan UMKM lebih terukur dan terarah, Pemkot Probolinggo melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) menginisiasinya. Yakni, dengan menggelar Forum Grup Diskusi (FGD) PUD mulai dari tingkat kelurahan.

FGD PUD di tingkat kelurahan digelar selama 10 hari, sejak Senin-Kamis (12-18/10). Setiap harinya melibatkan tiga kelurahan. Kegiatan ini digelar di Ruang Pertemuan Kantor Bappeda Litbang Kota Probolinggo. Karena berlangsung dalam masa pandemi Covid-19, FGD digelar terbatas dan bertahap.

Kepala Bappeda Litbang Kota Probolinggo melalui Kepala Bidang Ekonomi Sena Setyoaji, Sabtu (16/10) mengatakan FGD PUD bertujuan mengidentifikasi sekaligus menetapkan produk unggulan daerah di tingkat kelurahan.

“Upaya pengembangan PUD ini berbasis pada sumber daya lokal. Ada kekhasan daerah, terciptanya lapangan kerja, dan tumbuhnya wirausaha baru. Serta, nilai tambah dan daya saing PUD. Selain itu, juga sejauh mana pengaruh PUD UMKM ini terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo, khususnya pada masa pandemi ini,” jelasnya.
Sena mengatakan, Pemkot Probolinggo telah begitu concern terhadap pengembangan UMKM.

“Sesuai Perwali Nomor 39/2019 Pemkot Probolinggo, telah menetapkan 3 produk PUD Agro, Kerajinan, dan Budaya,” ujarnya didampingi Kasubid Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, Perindustrian, dan Pariwisata (KUPPP) Ema Rani Hapsari.

Menurutnya, melalui FGD ini setiap kelurahan hanya boleh menentukan satu UMKM di wilayahnya yang diajukan sebagai PUD jenis agro, satu UMKM kerajinan, dan satu UMKM budaya. Namun, tidak menutup kemungkinan UMKM lainnya juga disampaikan dengan harapan menjadi pertimbangan pemerintah untuk pengembangan UMKM ke depan.
Hari ini, FGD PUD memasuki hari kelima. Diikuti oleh Kelurahan Kanigaran, Kelurahan Tisnonegaran, dan Kelurahan Kebonsari Kulon. Diawali dengan paparan oleh Kasubid Ema, FGD dilanjutkan dengan diskusi kelompok.

Acara ini juga dihadiri oleh camat, lurah, dan kasi Pemmas. Serta, ada dari LPM dan perwakilan UMKM. Hasil diskusi setiap kelurahan diperkuat dengan penandatanganan berita acara PUD.
Hasil FGD PUD kelurahan sebagai dasar pengembangan ekonomi daerah dan pengajuan keputusan walikota tentang PUD kelurahan dan kecamatan. Setelah FGD tingkat kelurahan, selanjutnya mengerucut ke tingkat kecamatan.

“Hasil FGD ini sebagai referensi agar OPD terkait bisa menerjemahkan implementasi teknis. Dan, tentu saja sebagai dasar pengambilan keputusan strategis bagi pengembangan dan pembangunan Pemkot Probolinggo agar lebih fokus lagi,” tambah Sena.(Wap)

Tags: