Baru Pertama, Risma Ingin Pelajari Jadi Pengurus DPP PDIP

Tri Rismaharini

Surabaya, Bhirawa
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri telah mengumumkan susunan Dewan Pengurus Pusat (DPP) baru partainya dalam sidang paripurna Kongres V PDIP di Sanur, Bali, Sabtu (10/8). Dalam susunan kepengurusan tersebut tercantum nama Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Di kepengurusan, Risma menjabat sebagai Ketua Bidang Kebudayaan.
Saat kalangan jurnalis mengkonfirmasi namanya masuk di jajaran kepengurusan DPP PDIP, ia mengaku belum mengetahuinya. “Kok aku belum tahu ya, nanti tak coba ya. Aku kan belum pernah menjadi pengurus partai, belajarlah nanti coba dilihat,” jelasnya saat melakukan pertemuan pers di ruang kerjanya, Sabtu (8/8).
Menyandang jabatan di partai pertama kalinya bagi Risma. Saat ditanya perasaannya mendapat mandat sebagai fungsionaris DPP PDIP, ia mengaku biasa saja. Namun, kepercayaan tersebut baginya dalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalankan. Sebagai pengurus partai, dirinya tak ingin hanya namanya yang tercatat dalam SK Kepengurusan. “Aku gak mau cuma ditulis. Makanya tak pelajari nanti gimana,” ucapnya.
Walikota perempuan pertama di Surabaya ini secara terbuka menyampaikan alasan dirinya memilih bergabung PDIP. Ia menjelaskan, di partai berlambang kepala banteng ini tak pernah bicara soal uang. Segala sesuatu diselesaikan dengan gotong royong, urunan. Alasan lain adalah soal ideologi. Baginya. Ideologi yang ditanamkan oleh PDIP selaras dengan ajaran orang tuanya. “Kita gak boleh membeda-bedakan orang, kemudian perhatian sama orang kecil,” terangnya.
Sekian lama menjadi kader PDIP, Risma merasa nyaman. Meski saat ini posisinya sebagai birokrat, sekaligus politisi, tetap tak ada yang berubah pada dirinya. Ia memiliki prinsip mengalir saja dan apa adanya dalam menjalankan tugas-tugasnya. “Seperti waktu dipercaya sebagai Presiden UCLG aku ngalir saja. Susah kalau aku harus menjadi sesuatu yang baru,” tegasnya.
Selama menjadi kader partai, Risma memiliki hubungan yang dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Risma bercerita, bahwa dirinya banyak belajar dari Putri Proklamator RI tersebut. Dalam beberapa kali pertemuan, ia sering bertanya langsung ke Megawati jika menemui persoalan.
“Sering kali kalau aku gak ngerti belajar ke beliau, seperti tentang manajemen bencana. Sewaktu menjabat Wapres, beliau diserahi Gus Dur menangani bencana. Dan beberapa sudah aku lakukan di sini semisal pemisahan antara bencana basa dan kering,” sebutnya
Pelajaran lain, yang ditularkan Presiden ke-6 RI kepada Walikota Risma yakni berkaitan dengan pemberian makanan tambahan untuk anak-anak balita. Namun demikian, ia mengaku, tak ada anjuran khusus dari Megawati dirinya harus seperti apa, dalam menjalankan roda pemerintahan di Surabaya. Sebagai pimpinan partai, mengajurkan kepada seluruh kadernya terutama yag menyandang jabatan publik untuk perhatian kepada wong cilik. “Karena partainya wong cilik, jadi perhartian sama orang kecil disampaikan ke semuanya,” ungkapnya.
Risma kembali mengungkapkan, rasa nyaman menjadi kader PDIP adalah perhatiannya yang begitu besar terhadap masyarakat kecil. Hal itu selaras dengan keinginannya. Selama menjabat walikota, dirinya lebih banyak memikirkan nasib orang-orang kecil. “Aku gak betah kalau di suruh yang aneh-aneh. Selama ini selalu kepikiran, warga saya bisa makan atau tidak,” ujarnya. [iib]

Tags: