Bawaslu Kabupaten Bondowoso Cetak 40 Kader Pengawas Pemilu

Suasana di Aula Kuningan Hotel Palm Bondowoso, 40 peserta sekolah kader pengawasan Pemilu partisipatif dengan khidmat mendengarkan materi yang disuguhkan. [Ihsan Kholil/Bhirawa]

Bondowoso, Bhirawa
Bawaslu Kabupaten Bondowoso tengah mencetak 40 peserta sekolah kader pengawasan Pemilu partisipatif angkatan pertama. Dalam sekolah kader pengawasan Pemilu yang digelar selama dua hari itu, para peserta mendapatkan berbagai macam materi.
Selain materi wajib tentang pengawasan Pemilu, peserta disuguhkan dengan materi kepemimpinan, analisis sosial, sistem politik serta pemerintahan.
Ketua Bawaslu Bondowoso Muhammad Mahsun mengatakan, bahwa hal itu dilakukan adalah upaya untuk mencetak relawan Bawaslu yang bakal menjadi simpul-simpul dalam melakukan sosialisasi maupun pengawasan Pemilu kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Ini usaha rintisan Bawaslu Bondowoso untuk meningkatkan sosialisasi maupun pengawasan. Kami bentuk relawan untuk menjadi mitra kedepan,” ungkap Mahsun, Kamis (12/12).
Menurut Mahsun, bahwa jumlah personel Bawaslu sangatlah sedikit, jika dibandingkan dengan tanggungjawab yang harus diemban. Disisi lain, Bawaslu dituntut mencetak mitra kerja yang memiliki kompetensi, agar menghasilkan output yang berkualitas. Maka Bawaslu Bondowoso menghadirkan beberapa deretan pemateri baik dari kalangan akademisi, praktisi kepemiluan serta pelaku media.
Pantauan Bhirawa, sejumlah materi ternama turut memberikan materi pada forum sekolah kader pengawasan partisipatif yang diselenggarakan di Aula Kuningan Hotel Palm Bondowoso itu, yakni seperti sosiolog politik UNESA Dr. Agus Mahfud, M.Si, Dr. Matkur Damiri, M.Si, Wartawan Jawa Pos Solikhul Huda serta Komisioner Bawaslu Jatim Aang Kunaifi, S.H, M.H.
Lewat materi yang di sampaikan, Dr. Agus Mahfud mengatakan, yakni sistem politik, pemerintahan dan sistem politik di Indonesia, Ia tanamkan substansi demokrasi dan wawasan teknis kepemiluan dan politik guna dipraktekkan dalam membangun demokrasi di Bondowoso.
“Substansi demokrasi itu menjadi modal bagi mereka. Juga secara teknis wawasan kepemiluan dan politik kemudian bisa dipraktekkan minimal selalu ada perbaikan dalam membangun demokrasi di Bondowoso,” terangnya.
Menurutnya, secara umum para peserta sudah pantas menjadi pelopor, menjadi kepanjangan tangan Bawaslu Bondowoso dalam menangkal berbagai macam pelanggaran pemilu guna menegakkan pemilu yang berintegritas.
“Saya lihat di tangan-tangan mereka perubahan bondowoso akan terjadi. Menurut saya mereka sudah pantas menjadi pelopor,” pungkasnya. [san]

Tags: