Baznas-Unusa Sediakan Air Bersih Ponpes di Jabodetabek

Surabaya, Bhirawa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) jalin kemitraan strategis dengan Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia (Baznas RI). Kerjasama ini akan difokuskan pada penyediaan pasokan air bersih yang memadai di Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Jabodetabek. Selain itu juga untuk mengatasi tantangan ketersediaan air bersih di lingkungan pendidikan santri.

Kolaborasi ini juga melibatkan Perhimpunan Pengembangan dan Masyarakat (P3M).

Hadir dalam pertemuan ini adalah Ketua Baznas RI, Prof. KH. Noor Ahmad, Rektor Unusa Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, Ketua CEHP yang juga ketua LPPM UNUSA Achmad Syafiuddin, Ph.D, Direktur P3M KH Sarmidi Husna beserta tim, dan staff Baznas RI.

Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa Baznas RI akan memanfaatkan UNU-Water untuk dipasang di beberapa pesantren di Jabodetabek.

Unusa sendiri memiliki research center kelas dunia yang fokus untuk menangani masalah kesehatan lingkungan pesantren di Indonesia yaitu, Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP). Salah satu produk teknologi tepat guna yang dihasilkan oleh CEHP Unusa adalah UNU-Water. Yaitu merupakan sistem filtrasi air yang mudah, murah dan menggunakan bahan dasar yang tersedia di sekitar pesantren.

Ketua CEHP yang juga Ketua LPPM UNUSA, Achmad Syafiuddin, Ph.D, menjelaskan UNU-Water telah teruji mampu menjernihkan berbagai jenis air limbah dan air sungai sehingga layak untuk keperluan higyne sanitasi seperti mandi, mencuci, wudhu serta juga mampu untuk menyediakan air minum bagi pesantren. Sistem ini, diakuinya telah dipasang di beberapa pesantren di Jawa Timur sejak pertama kali diperkenalkan tahun 2021.

“CHEP Unusa memiliki komitmen untuk menyediakan air bersih untuk sekitar 16.000 pesantren tradisional di Indonesia. Oleh karena itu, kerjasama dengan beberapa pihak perlu dilakukan sehingga seluruh pesantren tradisional di Indonesia dapat memiliki air bersih yang layak bagi santrinya,” jabar dia. Lebih lanjut, Syafiuddin, Ph.D, mengungkapkan pentingnya pendekatan holistik yang diusung dalam proyek ini. Ia menekankan upaya penyediaan air bersih tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga melibatkan edukasi dan pelatihan untuk memberdayakan masyarakat pesantren.

Dalam konteks manajemen air, Syafiuddin menjelaskan CEHP Unusa akan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat pesantren. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti pemeliharaan sumber air, pengelolaan limbah, dan pentingnya menjaga kebersihan air yang disediakan.

“Kami ingin memastikan bahwa ponpes memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk dapat mengelola sumber daya air bersih secara efisien dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Achmad Syafiuddin menyoroti pentingnya edukasi terkait kebersihan lingkungan.

“Tidak hanya soal air bersih, tetapi juga tentang bagaimana mempertahankan kebersihan lingkungan di sekitar ponpes. Ini mencakup pengelolaan sampah, sanitasi, dan perilaku hidup sehat,” terangnya.

Dalam konteks ini, CEHP Unusa juga akan melibatkan mahasiswa dan dosen Unusa untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat pesantren. Mereka akan menjadi agen perubahan dalam proses edukasi untuk membawa inovasi dan semangat dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan berkelanjutan, Syafiuddin menegaskan bahwa CEHP Unusa akan terus memantau dan mengevaluasi dampak program ini.

“Kami tidak hanya ingin memberikan solusi sementara, tetapi juga menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Monitoring dan evaluasi akan menjadi bagian penting dari langkah-langkah kami untuk memastikan program ini mencapai tujuannya dalam jangka panjang,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam konteks keberlanjutan program, Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, mengungkapkan, kerjasama ini bukan hanya mengenai pemberian bantuan, tetapi juga tentang memberdayakan Ponpes agar dapat mengelola sumber daya air bersih secara mandiri. Ini sejalan dengan visi Unusa sebagai agen perubahan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. [ina.why]

Tags: