Benarkah Dalam Bulan Ramadan Setan Dibelenggu

Drs H Choirul Anam Djabar

Oleh:
Drs. H Choirul Anam Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Qur’an Provinsi Jatim

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan lebih baik dari seribu bulan karena di dalamnya ada malam Nuzulul Qur’an. Sering juga dijelaskan, kemuliaan di bulan Ramadan ditandai dengan ‘dibelenggu nya setan dan dibukanya pintu surga serta ditutupnya pintu neraka’.

Memaknai kalimat hadits yang menyatakan: “setan dibelenggu di bulan Ramadhan”, para ulama memiliki beberapa pendapat. Pembicaraan yang sering terdengar saat Ramadan tiba adalah sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa pada bulan yang suci ini pintu-pintu surga dibuka dan setan-setan dibelenggu.

Benarkah demikian? Tapi mengapa maksiat masih saja bertebaran pada bulan Ramadan dari tahun ke tahun? Apa maksud dari setan dibelenggu ini? Ungkapan yang bisa dibilang selalu banyak dibicarakan saat bulan Ramadan ini berasal dari sebuah hadits.

Dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda :”Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam Hadits tersebut dengan jelas disebutkan bahwa setan – setan pada bulan Ramadhan dibelenggu.

Namun pada kenyataannya, sering kita temui dosa – dosa yang masih saja dilakukan pada bulan nan agung ini. Bahkan, untuk menahan diri ataupun menghindari hal-hal yang dilarang-Nya pun masih terasa sulit dan berat. Apakah Hadits ini tidak berlaku? Atau apakah Hadits ini tidak benar?

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim , sehingga bisa dipastikan bahwa hadits ini shahih. Dalam memaknai kalimat “setan dibelenggu”, para ulama memiliki beberapa pendapat:

Pertama, Bahwa bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, bulan ampunan lagi berlimpah pahala. Oleh karena itu, setan seolah-olah dibelenggu sehingga intensitas mereka menggoda manusia menjadi berkurang, berbeda dengan yang mereka lakukan pada bulan selain Ramadan.

Kedua, dalam hadits an-Nasa’i mengatakan bahwa hadits ‘setan dibelenggu’ tidak berarti meniadakan segala bentuk maksiat. Karena maksiat tidak selalu berasal dari setan saja, namun bisa muncul dari pengaruh jiwa yang buruk dan jahat.

Ketiga, Pendapat lain menyebutkan bahwa yang dibelenggu tidak semua setan. Tapi hanya setan kelas kakap atau “maradatul jin”. Sementara setan-setan lainnya masih bisa bebas. Jikalau kita temui dosa-dosa yang dilakukan pada bulan ini, maka itu karena bisikan dari setan-setan kelas biasa tersebut.

Terlepas dari berbagai pemaknaan kalimat tersebut, alangkah baiknya jika kita senantiasa meningkatkan ibadah dan menjauhkan segala larangan larangannya pada bulan yang agung ini , bulan Ramadhan sebagai upaya mendekatkan diri kepada-Nya. [*]

Tags: