Beppeko Gembleng 119 Kader Ilmu Atur Kota Sehat

Kepala Bappeko Kota Mojokerto, Harlistyati

Kepala Bappeko Kota Mojokerto, Harlistyati

Kota Mojokerto, Bhirawa
Meraih predikat sebagai Kota Sehat dari Gubernur Jatim, Soekarwo 12 Oktober lalu, tidak membuat Kota Mojokerto puas. Justru dengan predikat itu membuat Kota yang terdiri dari tiga kecamatan ini terus memacu diri. Pemkot Mojokerto langsung melakukan pelatihan kadernya dalam bentuk workshop untuk mengelolah Kota Sehat.
Workshop yang diprakarsai Bappeko ini diikuti 119 peserta yang terdiri dari Pembina Kota Sehat, Camat, Lurah, jajaran Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan masyarakat berlangsung selama dua hari. Dengan narasumber dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Dinas Kesehatan Propinsi Jatim. Masyarakat diwakili forum Kota Sehat, forum komunikasi kelurahan sehat dan pokja kelurahan sehat.
Kepala Bappeko Kota Mojokerto, Harlistyati mengatakan, workshop lebih menekankan pada peran aktif partisipasi masyarakat Kota Mojokerto untuk mewujudkan Kota Sehat. Dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga yang dimulai dari diri sendiri. Banyak aspek yang harus diperhatikan masyarakat dalam mewujudkannya terutama dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat.
”Untuk melaksanakan program Kota Sehat itu kita (pemerintah) tidak bisa jalan sendiri. Tapi melibatkan seluruh elemen masyarakat,” tutur Harlistyati.
Sementara itu, Wali Kota yang bertindak sebagai narasimber menyoroti tentang kebiasaan masyarakat yang tidak menunjukkan pola hidup sehat. Hal ini didapatinya saat blusukan setiap jumat ke rumah-rumah warga dalam rangka pemantauan PSN Terintegrasi.
Orang nomor satu di Kota Mojokerto ini mencontohkan ternyata masih ada masyarakat yang tak mempunyai jamban sehat. Seperti contoh jamban plung-plas yang tidak punya septitank dan langsung masuk ke sungai. ”Ini dapat merusak kondisi air tanah kita yang mencapai 57% mengandung bakteri Ecoli,” tegas Wali Kota.
Karenanya program jamban sehat akan terus digerakkan Pemkot Mojokerto dari beberapa SKPD seperti Dinas PU, Dinas Kesehatan dan dari Baznas juga terdapat program untuk warga yang tidak mampu. ”Targetnya tahun 2019 ini semua warga Kota Mojokerto itu bebas dari BABS dan memiliki jamban sehat,” tegas Wali Kota.
Tak hanya tentang lingkungan, Wali Kota juga menuturkan bahwa untuk mewujudkan Kota Sehat masyarakat harus makan makanan seimbang terutama makan buah dan sayur. Selain itu juga dihimbau untuk selalu cuci tangan pakai sabun. Bahkan Wali Kota menghimbau tidak hanya di rumah saja, tapi di kantor-kantor wajib menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun.
Wali Kota menuturkan bakteri yang ada di tangan itu sumber dari berbagai penyakit masuk pada tubuh. ”Cuci tangan pakai sabun itu seharusnya menjadi budaya kita. Bahkan ada anjuran di agama. Kalau itu bisa kita laksanakan maka tidak hanya bernilai kesehatan tapi juga bernilai ibadah,” lanjutnya. [kar]

Tags: