Berbekal Penghargaan K3 2018, PT Pelindo lll Lebih Waspada

Toto Heli Yanto (tengah) bersama jajarannya.

Surabaya, Bhirawa
Mendapatkan penghargaan keselamatan kerja bulan K3 bukan berarti harus berleja leha-leha bagi PT.Pelindo lll. Justeru sebaliknya mereka malah akan meningkatkan kewaspadaan lebih baik lagi dari sebelumnya. Tekad kuat tersebut disampaikan Toto Heli Yanto, Director of Human Capital and General Affair Pelindo III, Senin (15/1) kemarin di ruang kerjanya. “Kita juga mensyukuri tambahnya, penghargaan-penghargaan tersebut sebagai motivasi untuk terus aktif mengkampanyekan dan mendorong implementasi SMK3,” kata dia.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena di lingkungan pelabuhan melibatkan banyak pemangku kepentingan, mulai dari birokrasi, mitra kerja, hingga pengguna jasa yang tidak hanya domestik, tetapi juga datang dari luar negeri.
“Penerapan SMK3 di TPS sudah menerapkan standar internasional karena menjadi gerbang ekspor-impor Indonesia timur. Untuk di Pelabuhan Tanjung Perak dan Gresik, Pelindo III berinovasi dengan mendirikan klinik K3 unik dengan bangunan menggunakan peti kemas,” ujarnya.
Diainggung soal RS PHC , Toto menjelaskan bahwa RS tersebut sudah memiliki kebijakan Program P2HIV/Aids, mulai dari mengedukasi tenaga medis dan karyawan, menyiapkan prosedur K3 pencegahan penularan, hingga mekanisme evaluasi. Terkait sosialisasi bahaya HIV/Aids juga dilaksanakan kepada masyarakat sekitar pelabuhan sebagai bentuk kepedulian. “Oleh Pelindo III, penerapan SMK3 dipandang sebagai tanggung jawab moral perusahaan kepada seluruh pemangku kepentingannya,” jelasnya.
Penyerahan penghargaan keselamatan kerja K3 PT.Pelindo lll tersebut diserahkan di gedung negara Grahadi oleh Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo belum lama.
Sekitar 3.500 pekerja dari berbagai industri turut hadir mengikuti upacara Peringatan Bulan K3 Nasional yang mengawali kegiatan tersebut. Pada peringatan tahun ini menurut Toto bertema ‘Melalui Budaya K3, Kita Bentuk Bangsa yang Berkarakter’.
Masih menurut Toto, Menaker Hanif Dhakiri sempay berpesan, bahwa data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2015 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 110.285 kasus dan setahun berikutnya berkurang menjadi 105.182 kasus atau menurun 4,6%.
“Sampai bulan Agustus tahun 2017 terdapat sebanyak 80.392 kasus (tren terus berkurang). Salah satu penyebab kecelakaan kerja tersebut adalah belum optimalnya pengawasan dan pelaksanaan K3 serta perilaku K3 di tempat kerja,” jelas Menaker, ditirukan Totohelianto
Lebih lanjut dikatakan, bahwa pemerintah saat ini masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur, antara lain fasilitas transportasi baik udara, darat, maupun laut, serta sarana dan prasarana penunjangnya. “Program pembangunan tersebut harus didukung dengan penerapan K3 agar pelaksanaanya tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Upaya pencegahan yang paling tepat adalah menerapkan SMK3 (Sistem Manajemen K3),” pesannya.
Toto Heli Yanto menambahkan, soal pentingnya penerapan SMK3. “Karena penerapan SMK3 pada perusahaan tidak hanya menjamin keselamatan tenaga kerja, tetapi juga peralatan, aset, dan sumber produksi. Agar lebih sesuai dan efektif penerapannya, Pelindo III memiliki Peraturan Direksi tentang Pedoman K3 sebagai komitmen manajemen untuk memastikan Tata Kelola K3 yang kemudian dijalankan dengan tegas dan zero tolerance,” pungkas Toto Heli Yanto. [ma]

Tags: