Beri Hadiah Noken, Pendeta Titipkan Anak Papua ke Khofifah

Gubernur Jatim Khofifah menerima pendeta dari persekutuan gereja-gereja dari Jayapura, Sorong dan Manokwari di Gedung Negara Grahadi.

Pemprov, Bhirawa
Dialog antara Pemprov Jatim dengan elemen penting di Papua dan Papua Barat kembali digelar di Gedung Negara Grahadi kemarin, Senin (26/7). Kali ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menerima sejumlah pendeta dari Jayapura, Sorong dan Manokwari untuk mendiskusikan sejumlah permasalahan yang sempat terjadi di Surabaya dan Malang.
Dalam kesempatan tersebut, para pendeta yang diutus Persekutuan Gereja-gereja Papua memberikan hadiah noken kepada Khofifah. Noken merupakan kerajinan khas Papua yang biasa digunakan untuk mengantongi keperluan rumah tangga atau menggendong anak. Melalui pemberian itu, para pendeta berharap Khofifah dapat menjadi mama Papua bagi anak-anak Papua di Jatim.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja se-Jayapura Pdt Dr Yan Pieth Wambrauw menuturkan, pihaknya datang karena diutus oleh persekutuan gereja-gereja untuk mengunjungi anak-anak Papua. Pihaknya mengaku sudah tahu apa yang terjadi beberapa waktu lalu dan itu sangat disayangkan. “Karena anak-anak Papua datang untuk belajar, maka kami berharap anak-anak Papua dapat kembali melanjutkan menuntut ilmu dengan harapan suatu saat mereka akan kembali untuk membangun Papua,” tutur Pdt Yan Peith.
Pdt Yan Pieth berharap, Jatim akan menjadi model untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan mahasiswa Papua. Di mana pemerintah setempat, yakni Gubernur Jatim menjadi orangtua bagi anak-anak Papua. “Karena kami berada jauh di sana,” tutur dia.
Pdt Yan Pieth mengaku, dibutuhkan model penyelesaian masalah jika. Sebab, banyak sekali anak-anak Papua yang belajar ke luar Papua, baik di Jatim maupun di Jawa Tengah dan Jawa Barat. “Anak-anak kami bis amenjadi bagian dari Jatim. Mohon mereka dilibatkan agar tidak merasa sendirian dan kita tidak mau lagi ada ungkapan-ungkapan yang tidak sesuai, diskriminasi atau rasis,” ungkap dia.
Terkait sejumlah kerusuhan yang terjadi, pihaknya menyampaikan permintaan maaf atas nama anak-anak Papua yang mungkin bersalah dengan mengakibatkan ketidaknyamanan di Surabaya maupun Malang.
Termasuk reaksi luar biasa yang terjadi di Papua dan Papua Barat. “Kami para pendeta minta maaf atas semua peristiwa itu, kiranya semua bisa selesai dengan baik,” kata dia. Terkait kondisi mahasiswa Papua yang saat ini menutup diri dan tidak mau bertemu siapapun, pihaknya mengaku hal itu masih membutuhkan waktu.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap, para pemuka agama dapat menjadi bagian dari perekat kebersamaan. Karena itu, pihaknya berterima kasih karena pendeta dari Jayapura, Manokwari dan Sorong berkenan hadir di Jatim. Berdiskusi beberapa hal yang menjadi wilayah Kapolda. ” Seperti yang disampaikan Pak Lenis (staf khusus Presiden untuk Papua) supaya bu Khofifah menjadi mama Papua dan saya dikasih noken. Dari sini, menunjukkan bahwa komunikasi kami sesunggahnya sangat baik saat ini,” pungkas dia.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Humas dan Protkol Aries Agung Paewai menuturkan, ada rencana pertemuan antara Gubernu Jatim dengan Gubernur Papua dan Papua Barat. Pertemuan tersebut rencananya akan dilakukan hari ini, Selasa (27/8) setelah gubernur Papua dan Papua Barat bertemu dengan Presiden RI.
“Rencananya seperti itu dan masih dijadwalkan. Karena hari ini, (Kemarin) dua gubernur akan bertemu dulu dengan Presiden,” tandasnya. [tam]

Tags: