BI dan KEMI Dorong UMKM – IKM Malang Go Eksport

Ardo Wardoyo Eksportir Produk Fashion dan aksesoris memberi KEMI dari Kota Solo saat memberikan pemaparan cara mengespor produk ke luar negeri, dihadapan peserta work shop Rabu 28/8 kemarin.

Kota Malang, Bhirawa
Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Malang, bekerjasama dengan Komunitas Eksportir Muda Indonesia (Kemi) terus mendorong para pelaku Usaha Mikro  Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) , untuk mengekspor hasil karyanya ke luar negeri.
Ketua Kemi Kustanto, disela-sela  workshop “Eskpor itu mudah” yang diselengarakan di gedung pertmuan BI Kpw Malang, Rabu 28/8 kemarin,  menuturkan jika peluang ekspor bagi UMKM dan IKM sangat lah besar. Makanya UMKM  dan IKM harus diberikan pemahaman baik terkait standart produk maupun jangkauan pasar di luar negeri.
“Melakukan ekspor itu tidak harus menunggu besar, para pelaku UMKM  dan IKM harus mengetahui cara melakukan ekspor dengan mudah. Makanya  pada kesempatan ini kita undang juga pelaku ekspor dari IKM dan Beacukai. Sehingga aturan-aturan ekspor bisa diketahui,”tutur Kustanto.
Menurut dia, untuk menjadi eksportir tidak harus memiliki produk yang besar dan banyak. Tetapi terlebih dahulu para pelaku UMKM dan IKM ini,  bisa menitipkan produknya kepada UMKM/IKM yang sudah melakukan ekspor.
“Awalnya kita ajari untuk membuat produk yang standard kualitasnya bisa diterima pasar tujuan. Kemudian barang-barang itu kita titipkan dulu kepada UMKM  dan IKM yang sudah biasa melakukan ekspor.  Selain itu, persoalan penting yang harus dipelajari, adalah tatacara melakukan ekspor barang,”tukasnya.
Setelah itu, lanjut dia apabila sudah bisa memenuhi kulitas dan standart ,  baru mereka melakukan ekspor sendiri. Dan pasar  ekspor yang peluangnya besar, ada di sejumlah negara timur tengah, seperti  Tanzania dan Maladewa, serta beberapa negara lainnya. Di negara-negara tersebut aturan standart penerimaan barang dari UMKM dan IKM di Indonesia masih mungkin dipenuhi.
Meskipun diakui dia secara nasional ekspor mengalami penurunan tetapi untuk pasar UMKM dan IKM tidak ada masalah. Justru IKM ada peningkatan yang cukup signifikan, hingga mencapai Rp. 1.4 Triliyun.
Saat ini, lanjut dia,  Kemi memiliki 3600 anggota,  26 persen lainnya sudah melakukan ekspor, karena itu,  untuk anggota yang lain akan terus didorong untuk melakukan ekspor,”Yang lain akan kita dorong terus untuk melakukan ekspor,”tukasnya.
Sementara itu, Rini Mustikaningsih, Kepala Tim Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi BI Malang, mengutarakan BI Malang, memiliki binaan  UMKM dan IKM,  seperti produk makanan  olahan,  batik dan kopi, juga memiliki peluang untuk diekspor.
“Saat ini pendambingan terus menerus kita lakukan. Mereka kita  bantu secara  teknis. Seperti membawa para pengarajin batik untuk belajar ke batik Solo, para petani kopi juga kita ajari untuk membuat kopi yang berkualitas. Semuanya kita fasilitasi,”tuturnya.
Diakui dia, saat ini binaan BI Malang ada 25 unit, termasuk klaster bawang merah dan  padi. Salah satu yang tengah naik daun adalah Kopi Sumadi Prigen Pasuruan, dan sedang di kembangakan untuk daerah lainnya. [mut]

Tags: