BNNK Sidoarjo Gelar P4GN di Desa Wadung Asih

Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Sidoarjo, Agus Suwandi, saat memberikan penyuluhan P4GN pada warga Desa Wadung Asih, Buduran, kemarin.

Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Sidoarjo, Agus Suwandi, saat memberikan penyuluhan P4GN pada warga Desa Wadung Asih, Buduran, kemarin.

Sidoarjo, Bhirawa
Desa Wadung Asih Kec Buduran, merupakan desa pertama di Kab Sidoarjo di tahun 2015 ini, yang mendapat penyuluhan Program Pemberantasan Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidoarjo.
Pihak BNNK Sidoarjo mengapresiasi pihak desa ini yang menyatakan siap untuk dijadikan tempat sosialisasi pencegahan penyalahgunaan obat-obatan berbahaya ini.
” Pihak desa menyatakan siap untuk mendapat sosialisasi P4GN ini, karena mereka ingin mencegah agar tidak sampai ada warga desanya yang terlibat dalam penyalahgunaan Narkoba,” terang Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Sidoarjo, Agus Suwandi, ditemui sebelum acara sosialisasi P4GN ini dimulai di Balai Desa Wadung Asih, Selasa ( 19/5) malam kemarin.
Menurut Agus, setelah mendapat penyuluhan tentang P4GN, di Desa Wadung Asih bisa dibentuk Satgas Narkoba. Satgas ini sebagai kepajangan tangan BNNK Sidoarjo dalam mengawasi bila sampai ada penyalahgunaan Narkoba di desa itu.
”BNNK Sidoarjo tidak bisa kerja sendirian, kita minta bantuan dan peran serta dari masyarakat untuk mengawasi lingkungannya sendiri,” kata mantan Kapolsek ini.
Disampaikan Agus, pihaknya siap memberikan penyuluhan soal P4GN ini pada semua masyarakat di Kab Sidoarjo. Agar bisa meminimalisir penyalahgunaan Narkoba di kota delta ini.Maka itu masyarakat yang menginginkannya,  bisa menghubungi Kantor BNNK Sidoarjo.
Kepala Desa Wadung Asih, Choirul, mengatakan pihaknya sangat senang dengan adanya penyuluhan tentang P4GN ini, karena akhir-akhir ini banyak mencuat kasus Narkoba. Ia ingin agar warga desanya tidak sampai terlibat.
Sehingga dalam kegiatan penyuluhan P4GN kemarin, ia meminta kehadiran  para pengurus RW, RT, remaja Masjid (Remas) dan Karang Taruna.
” Tahun kemarin, ada warga desa yang terlibat Narkoba, kita harap tidak sampai terulang lagi,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi desa ini bisa jadi sangat rawan bisa saja terjadi kasus Narkoba, karena desa ini termasuk daerah urban yang banyak didatangi pendatang dari berbagai daerah. Sampai-sampai menurutnya, prosentase kelahiran di desa itu, sampai kalah dengan jumlah prosentase kedatangan warga baru.
” Jumlah warga di sini mencapai sekitar 600 ribuan, jumlah antara penduduk asli dan pendatang hampir sama,” kata Kades yang jabatannya akan berakhir pada tahun 2017 nanti itu. (ali)

Tags: