BPBD Jatim Pastikan Logistik Aman di Daerah Terdampak Bencana

Petugas BPBD membagikan logistik makanan kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Pasuruan.

BPBD Jatim, Bhirawa
Memasuki perubahan kondisi iklim bulan Oktober-Desember 2020, beberapa daerah di Jatim terkena dampak bencana hidrometereologi. Diantaranya seperti di Kabupaten Situbondo terjadi longsor, kemudian di Kabupaten Probolinggo dan di Kabupaten Pasuruan terendam banjir.
Dampak dari bencana hidrometereologi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim memastikan pemenuhan logistik di jajaran BPBD Kabupaten/Kota aman. Sehingga Kabupaten/Kota yang terimbas bencana seperti longsor dan banjir bisa secepatnya teratasi.
“Logistik yang ada di Provinsi sudah kita distribusikan ke BPBD Kabupaten/Kota, supaya langsung menyasar ke lokasi sasaran. Sehingga apabila terjadi bencana di daerah, maka Provinsi tidak perlu lagi harus segera melakukan dan membawa logistik. Tapi dicukupi dulu oleh Kabupaten/Kota yang sudah kita siapkan logistik di gudang-gudang logistik di BPBD setempat,” kata Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Sriyono, Senin (2/11).
Pihaknya menjelaskan, pembagian logistik ini dengan rincian 70% logistik berada di Kabupaten dan 30% ada di Provinsi. Diakuinya memang terdapat longsor di Kabupaten Situbondo dan banjir di Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan. Namun dari tiga Kabupaten itu belum ada yang mengajukan penambahan logistik, dan bisa dikatakan logistik terpenuhi (aman).
Sistem dari BPBD Provinsi, sambung Sriyono, yakni mendekatkan logistik ke titik terjadinya bencana. Karena bila terjadi bencana pasti akan ditangani secara langsung oleh BPBD Kabupaten/Kota. Sehingga logistik pun sudah kita siapkan di BPBD Kabupaten/Kota se Jatim. Apabila kekurangan logistik, Kabupaten akan mengajukan lagi ke Provinsi.
“Semua logistik di Kabupaten/Kota masih aman tercukupi. Karena logistik baru kita kirim (distribusikan) dan saat ini baru sebagian digunakan. Sebab saat kekeringan, kemungkinan logistik tidak begitu diserap dan tidak begitu dipakai, karena kekeringan sifatnya hanya membutuhkan air bersih saja dan logistik yang lainnya belum,” jelasnya.
Terkait banjir di Kabupaten Pasuruan, Sriyono menegaskan, Tim TRC BPBD Kabupaten Pasuruan sudah dilokasi untuk asesment awal. Dan melakukan koordinasi dengan perangkat Desa setempat. Begitu juga untuk logistik, pihaknya mengaku ketersediaan logistik di Kabupaten pasuruan sudah terpenuhi.
“Alhamdulillah, untuk Kabupaten Pasuruan sudah berangsur-angsur mulai surut. Meski masih ada genangan di Kecematan Gempol dan Kecamatan Beji, dengan ketinggian 30 sampai 40 cm. Tim TRC BPBD terus melakukan pengurasan genangan dengan pompa yang sudah stand by sejak awal genangan. Bahkan hari ini (kemarin) didatangkan kembali pompa dan perahu karet,” pungkasnya.
Berdasarkan data dari BPBD, hingga Senin (2/11) genangan masih terjadi di Kecamatan Gempol dan Kecamatan Beji. Untuk Kecamatan Gempol terdapat 5 Desa yang masih terjadi genangan dengan ketinggian air 30-40 cm. Kemudian di Kecamatan Beji terdapat 3 Desa yang masih terjadi genangan dengan ketinggian air 50-70 cm. [bed]

Tags: