BPBD Jatim Sosialisasikan Penanganan Bencana TI Berbasis Android

Kepala Bakorwil Jember R.Tjahjo Widodo (tengah) didampingi Kabid Rehabilitasi dan Kuntruksi BPBD Jatim Agung Subagyo saat membuka Sosialisasi Pengembangan TI Pasca Bencana se Wilker Bakorwil Jember di aula Bakorwil Jember, Selasa (13/2/2018).

Jember, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Pemprov Jawa Timur terapkan penanganan pasca bencana berbasis android. Program yang memanfaatkan Tekhnologi Informasi (TI) ini diharapkan bisa memberikan informasi secara cepat untuk mempercepat pengambilan keputusan dalam hal penanganan pasca terjadinya bencana.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPBD Jawa Timur melalui Kepala Bidang Rehabilitasi dan Kontruksi BPBD Jawa Timur Agung Subagyo saat sosilasisi Pengembangan TI Pasca Bencana se-wilayah Bakorwil Jember. Acara yang melibatkan BPBD 7 Kabupaten/Kota ini (Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Lumajang dan Kota/Kabupaten Probolinggi) dibuka oleh Kepala Bakorwil Jember R.Tjahjo Widodo, diaula Bakorwil Jember, Selasa (13/2/2018).
Menurut Agung, dalam kebencanaan, ada tiga yang harus dilakukan yakni tanggup darurat, saat terjadi bencana dan penanganan pasca bencana (pemulihan). Pemanfatan TI berbasis android ini, diterapkan untuk penanganan pasca terjadinya bencana.” Ada metodologi penilaian kerugian kerugian paska terjadinya bencana yakni dengan Pengkajaian Kebutuhan Pasca Bencana ( Jitu pasti). Selama ini, dalam mementukan jumlah kebutuhan pasca bencana menggunakan sistem assesment (penilaian) dilapangan. Berapa jumlah kerugian infrastruktur, sosial ekonomi masyarakat, termasuk trauma healing (penyembuhan) masyarakat. Kalau masih menggunakan metodologi lama, percepatan penangannya akan lambat. Dengan adanya TI berbasis android ini, informasi yang dibutuhkan akan cepat,” ujar Agung kemarin.
BPBD Jawa Timur katanya, telah mempersiapkan perangkat lunaknya software TI Jitu Pasti. Dulu menggunakan laptop atau computer, kini menggunakan android ditangan sudah bisa dilakukan pendataan. “ Dalam pertemuanini kita bersinergi dengan posdalop BPBD yang ada di Bakorwil Jember ini untuk menggunakan TI berbasis android. Dalam hal kebencanaan sudah terbentuk group WhatsAPP (WA) Rehabilitasi, WA Penanggulanagan Bencana dan WA Pusdal, kita tinggal share. Dengan begitu akan mempecepat informasi, sehingga para pemangku kebijakan cepat mengambil keputusan dalam hal penanganannya,’ tandanya pula,
Berbicara kebencanan, ulas Agung , Jawa Timur ini merupakan daerah yang rawat terjadi bencana. Berdasarkan data yang telah dipetakan oleh BNPB, dari 12 bencana alam yang ada, wilayah Jatim ini 12 bencana alam itu potensi tejadi.” Mangkanya tidak salah kalau Jawa Timur ini merupakan ’supermarketnya’ bencana alam. Ditahun ini(2018), kita konsen dengan bencana hedrometodologi, yakni banjir, tanah longsor dan puting beliung. Ini krusial dan menjadi perhatian kita, sehingga masyarakat diharap lebih tanggap dengan potensi bencana disekitar. Seperti puting beliung, kita sulit untuk memprediksi, tapi dengan adanya tanda-tanda alam seperti mendung hitam diatas, itu tanda-tanda alam bakal terjadi puting beliung. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk bisa familier dengan adanya tanda-tanda alam tersebut. Sehingga, persoalan bencana tidak menjadi beban berat BPBD, tapi masyarakat diharap punya daya antisipatif terkait persoalan ini,” ujarnya pula.
Langkah strategis agar masyarakat lebih familier dengan datangnya bencananya, BPBD Jatim akan menggelar Gladi Posko dan membentuk Desa Tangguh khususnya didesa-desa pinggiran yang jauh dari perkotaan dengan karasteristik masing-masing desa. Termasuk pemasangan earle warning System (EWS) didaah-daerah yang bepontesi bencana.
Sementara, Kepala Bakorwil Jember R. Thahjo Widodo mengatakan, dengan penanganan pasca bencana berbasis TI pihaknya berharap BPBD, PUPR dan Bappeda secara bersama-sama mendeteksi secara dini sarana prasana dan infrastruktur yang ada. Seperti bangunan tanggul sungai, tebing , pohon besar yang ada dipinggir jalan padat penduduk yang dianggap rawan.” Itu di foto dan direkam dan segera dilaporkan melalaui media TI tersebut. Sehingga ada antisipasi dini kepada masyarakat. Yang penting informasinya masuk dulu, lampiran surat bisa menyusul,” harapnya.
Tjahjo juga mengatakan, pemanfaatan IT saat terjadinya bencana alam sangat penting. Karena saat terjadinya bencana, masyarakat dan perangkat aparat dilokasi dapat melapirkan kejadian bahkan dengan rekaman viedio.” Dengan adanya laporan itu, tim penanggulangan bencana di tingkat Kabupaten maupun Provinsi dapat segera menanganinya,” pungkasnya.(efi)

Tags: