BPBD Jatim Terus Droping Air Bersih di Sampang

Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono (tengah) turut mendistribusikan air bersih di Kecamatan Karang Penang dan Sokobanah, Sampang, Madura.

Paling Parah Dilanda Kekeringan
BPBD Jatim, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim terus mendistribusikan droping air bersih di Kabupaten Sampang. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPDB Jatim, Suban Wahyudiono menyatakan Sampang merupakan kabupaten dengan daerah paling banyak terdampak kekeringan.
Bahkan, pihaknya mencatat sebanyak 67 Desa dan 12 Kecamatan di Kabupaten Sampang dilanda kekeringan. Hingga pada Senin (22/7) lalu, Suban mengaku sudah melakukan droping air bersih di 5 Desa yang ada di 2 Kecamatan di Sampang.
“Di Sampang kita droping air terus. Karena Sampang paling banyak daerah yang terdampak kekeringan,” kata Suban Wahyudiono kepada Bhirawa, Rabu (24/7).
Suban menjelaskan, dua Kecamatan di Sampang yang mendapat droping air bersih baru-baru ini adalah Kecamatan Karang Penang dan Kecamatan Sokobanah. Di Kecamatan Karang Penang, sambung Suban, ada empat Desa yang mendapat droping air bersih rata-rata sebanyak 5.000 liter.
Keempat Desa ini adalah Desa Karang Penang, dengan jumlah penduduk sebanyak 3044 KK / 13.919 jiwa, dan droping air sebanyak 42 tangki kapasitas 5.000 liter. Desa Bulmatet 1598 KK /6279 jiwa, dengan roping air sebanyak 19 tangki kapasitas 5.000 liter. Selanjutnya Desa Poreh 1684 KK / 4432 jiwa, dengan droping air sebanyak 14 tangki kapasitas 5.000 liter dan Desa Gunung Kesan 3248 KK / 13.868 jiwa, dengan droping air sebanyak 42 tangki kapasitas 5000 liter.
“Sementara di Kecamatan Sokobanah hanya ada satu Desa, yaitu Desa Bira Tengah dengan penduduk 1333 KK/3982 jiwa. Kami droping air bersih sebanyak 12 tangki kapasitas 5.000 liter,” jelas Suban.
Ditanya terkait rencana pengeboran sumur di wilayah yang ada di Sampang, Suban sudah mengkoordinasikan hal tersebut dengan instansi terkait. Diantaranya dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Dinas Cipta Karya.
“Sumur bor ini tidak seperti droping air bersih. Kan harus mengecek secara geolistrik tanah untuk menentukan adanya sumber air guna dilakukan pengeboran sumur,” ucapnya.
Masih kata Suban, upaya dari BPBD Jatim dan BPBD setempat saat ini tetap pada droping air bersih. Dan langkah droping air ini dinilai sangatlah tepat. Sementara jangka panjangnya harus membuat sumur bor dalam di empat titik. Hal itu dikarenakan masih ada potensi air dengan kedalaman diatas 150 meter. “Kami terus melakukan droping air di daerah-daerah terdampak kekeringan di Kabupaten Sampang,” pungkasnya. [bed]

Tags: