BPBD Kab.Probolinggo Bentuk Seribu Srikandi Tanggap Bencana

Bupati Tantri serahkan penghargaan taggap bencana.(Wap)

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Sedikitnya 1.000 orang srikandi relawan penanggulangan bencana terbentuk di kabupaten Probolinggo.Mereka siap sewaktu-waktu diterjunkan ke lokasi bencana alam yang menimpa daerahnya.
Pembentukan Srikandi relawan tanggapbencana ini diungkap saat apel gelar relawan penanggulangan bencana  oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo di lapangan Desa Condong Kecamatan Gading.
Apel ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE, Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko, Kapolres Probolinggo AKBP Fadly Samad, Komandan Kodim 0820 Probolinggo Letkol Kav. Depri Rio Saransi, BPBD Provinsi Jawa Timur, TN-BTS serta Kepala Pelaksana BPBD Tetangga (Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Situbondo), Kepala SKPD dan Camat di lingkungan Pemkab Probolinggo.
Kegiatan yang mengambil tema “Srikandi Tangguh” Bencana ini diawali dengan teatrikal Kebangkitan Wanita Srikandi Indonesia oleh siswa dan siswi SMAN 1 Gading. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Rencana Kontinjensi (Renkon) Tanah Longsor di Kabupaten Probolinggo.
Diserahkan pula penghargaan kepada Desa Sumberanom Kecamatan Sumber sebagai pemenang Lomba Desa Tangguh Bencana Kategori Madya Bidang Partisipasi dan Pengembangan Kapasitas Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2017 dan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo sebagai pemenang Lomba Pengelola Bencana Kategori Administrasi Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2017.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto, Rabu 18/10  mengatakan kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan visi dan misi BPBD sekaligus dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat, khususnya penanganan bencana di Kabupaten Probolinggo. “Tujuan utamanya adalah menuju Kabupaten Probolinggo Tangguh Bencana,” katanya.
Sementara Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE mengungkapkan bahwa sesuai dengan tema apel gelar relawan tahun ini yakni Srikandi Tangguh Bencana, maka tidak salah jika apel ini disebut dengan Apel Srikandi Relawan Bencana.
“Hal ini mengandung arti bahwasanya wanita atau srikandi juga berperan serta aktif dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Probolinggo. Karena seperti daerah lainnya di Indonesia bahkan dunia, isu atau kejadian bencana tidak mengenal tempat, setiap saat, setiap waktu bencana selalu ada di kehidupan kita,” ungkapnya.
Menurut Bupati Tantri, di Kabupaten Probolinggo telah teridentifikasi kawasan-kawasan rawan bencana dengan macam bencana diantaranya bencana gunung api yakni Gunung Bromo dan Gunung Lamongan yang saat ini diam. Tetapi namanya gunung diam bukan berarti mati.
“Selain itu, bencana banjir, bencana longsor, bencana kebakaran hutan dan bencana angin puting beliung, sehingga peran serta srikandi sangat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana. Saya yakin dan percaya dibalik feminim seorang wanita tersimpan energi yang kuat dan positif dalam penanggulangan bencana,” tegasnya.
Bupati Tantri mengajak semua agar tidak henti-hentinya dan lelah berdoa untuk tidak terjadi bencana di Kabupaten Probolinggo. “Dengan doa para kiai di pondok pesantren, masjid dan musholla, semoga Kabupaten Probolinggo dijauhkan dari bencana. Amin,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan simulasi droping bantuan terhadap korban bencana dari udara dengan paramotor sebagai bagian dari rencana operasional bencana. Namun simulasi ini berjalan kurang maksimal karena terkendala dengan kencangnya angin sehingga menghambat pergerakan paralayang. Meskipun demikian, aksi paramotor 11 orang srikandi mampu memberikan gambaran penanganan bencana di Kabupaten Probolinggo.
Apel ini juga diisi dengan Senam Maumere/Gemu Famire bersama-sama seluruh peserta apel gelar relawan penanggulangan bencana. Kegiatan ini diakhiri dengan penanaman pohon oleh Bupati Tantri dan Wabup Timbul beserta jajaran Forkopimda Kabupaten Probolinggo.(Wap)

Tags: