Bromo Belum Bisa Dibuka, Yadnya Kasada Hanya Diikuti Warga Tengger

Warga Tengger mulai persiapan di Pure Agung Kasada 2020.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Perayaan Yadnya Kasada yang jatuh pada 6 dan 7 Juli 2020 mendatang sedikit berbeda dengan sebelumnya. Pasalnya tahun ini, perayaan upacara sakral masyarakat Tengger di kawasan Gunung Bromo ini hanya diikuti oleh masyarakat Tengger dengan tetap mengikuti protokol kesehatan karena dilaksanakan di tengah pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).

Hal tersebut terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) teknis pelaksanaan upacara Yadnya Kasada yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo di ruang pertemuan Jabung 2 Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (10/6) malam.

Rakor yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporaparbud) Sugeng Wiyanto didampingi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Yulius Christian dan Tokoh Adat Masyarakat Tengger Supoyo.

Kegiatan ini diikuti oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait di lingkungan Pemkab Probolinggo, Forkopimka Sukapura, Polres Probolinggo, Kodim 0820 Probolinggo, TN-BTS, PHDI Kabupaten Probolinggo, PHRI Kabupaten Probolinggo serta semua kepala desa di Kecamatan Sukapura.

Kepala Disporaparbud Kabupaten Probolinggo Sugeng Wiyanto mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo mendukung kesuksesan pelaksanaan Yadnya Kasada tersebut walaupun hanya akan diikuti oleh masyarakat Tengger saja.

“Ada beberapa titik point pemeriksaan yang akan dilakukan oleh pihak keamanan sehingga akses masuk untuk kawasan Bromo steril dari masyarakat selain masyarakat Tengger,” katanya.

Tokoh Adat Masyarakat Tengger Supoyo menyampaikan bahwa sesuai musyawarah dengan para sesepuh Tengger, Pemkab Probolinggo, Forkopimka Sukapura, PHDI dan PHRI, TN-BTS, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para kepala desa se-Kecamatan Sukapura mengambil kesimpulan untuk Yadnya Kasada tahun 2020 sepakat dilaksanakan oleh masyarakat Tengger sendiri.

“Artinya internal umat Hindu tenger sendiri yang bukan dari luar Tengger. Pada saat ritual Yadnya Kasada hanya dilaksanakan oleh masyarakat Tenger. Untuk itu, dalam suasana masih pandemi COVID-19 kami berkomitmen untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Kami mohon maaf untuk tidak menerima kunjungan tamu lokal maupun nasional bahkan internasional yang tujuannya berwisata di kawasan Gunung Bromo dan melihat ritual Yadnya Kasada,” tuturnya.

Meskipun demikian, Supoyo mewakili umat Hindu Tengger tetap mohon doa restu dan tentunya dukungannya agar pelaksanaan ritual Yadnya Kasada dapat berjalan dengan baik dan dukungannya untuk tidak hadir dan tidak melihat dari dekat terkait dengan ritual tersebut. Karena pertimbangan masih dalam kondisi COVID-19 yang sedang mewabah khususnya di Kabupaten Probolinggo.

“Ritual Yadnya Kasada ini akan diikuti oleh masyarakat Tengger di 4 wilayah meliputi Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang. Selanjutnya kami akan mengadakan rapat lagi agar sama kebijakannya sehingga nanti bisa menekan dan mengurangi serta memutus penyebaran COVID-19 yang dibawa oleh saudara kita dari luar daerah,” tandasnya.

Hampir tiga bulan wisata Gunung Bromo ditutup. Ini, tak lain akibat pandemi virus korona. Saat pemerintah merencanakan pemberlakuan new normal di sejumlah daerah, beberapa tempat pariwisata sudah berancang-ancang untuk buka kembali.

Tapi, tidak demikian dengan kawasan wisata Gunung Bromo. Taman Balai Besar Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memastikan belum ada rencana pariwisata Bromo akan dibuka dalam waktu dekat. Mengingat sampai saat ini belum ada penetapan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terkait pembukaan pariwisata.

Selain itu, belum ada persiapan ataupun pembahasan rencana pembukaan kembali Bromo. Ditambah, tingkat penyebaran virus korona di Jawa Timur masih tinggi. Hal itu disampaikan Kasubag TU TNBTS Novita Kusuma, Kamis 11/6/2020. Saat dikonfirmasi, Novita mengatakan, wisata Gunung Bromo hingga saat ini tetap dilakukan penutupan sementara. Untuk rencana pembukaan wisata Bromo masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat.

“Belum ada rencana pembukaan wisata Bromo dalam waktu dekat. Karena sampai sekarang masih belum ada petunjuk dari pemerintah pusat untuk membuka kembali pariwisata Bromo,” katanya pada Jawa Pos Radar Bromo kemarin. wap

Novita menjelaskan, pembukaan wisata Bromo tidak bisa dilakukan secara mendadak. Jika sudah ada petunjuk atau izin dari pemerintah pusat, dibutuhkan waktu sekitar 1 bulan untuk persiapan pembukaan wisata Bromo. Karena pihaknya harus membahas bersama dengan pihak para jasa wisata di kawasan Bromo lebih dulu, sebagai bentuk sosialisasi wisata Bromo dibuka kembali.

“Sebelum dibuka, pasti kami akan sosialisasi lebih dulu dan membahas bersama dengan pihak-pihak terkait. Seperti pelaku jasa wisata di kawasan Bromo,” katanya. Termasuk membahas detail protokoler kesehatan, jika wisata yang mendunia ini dibuka dan siap kembali menyambut wisatawan.

Belum dibukanya tempat wisata Bromo lantaran masih pandemi, bukan berarti ritual Yadnya Kasada bakal ditiadakan. Tradisi suku Tengger yang dalam agenda akan digelar tahun ini pada 7 Juli mendatang, tetap akan digelar. Bedanya, ritual tahunan tersebut rencananya digelar terbatas. Alias bakal digelar tanpa boleh dihadiri wisatawan atau masyarakat umum,

Tentu pandemi Covid-19 menjadi alasan mengapa ritual tersebut bakal berbeda, Ritual itu tidak lagi boleh disaksikan untuk umum karena kerumunan massa berpotensi menularkan korona.

Bambang Suprapto, ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo mengatakan, pelaksanaan ritual Yadnya Kasada akan tetap digelar. Tentunya, gelaran itu akan memberlakukan protokol kesehatan. “Ini ritual sakral tahunan, jadi akan tetap digelar, paparnya.

Pihaknya telah melakukan rapat bersama para pemuka agama suku Tengger. Keputusannya, Yadnya Kasada digelar dengan memberlakukan protokol kesehatan. Nantinya, yang hadir harus bermasker, membawa hand sanitizer, dan juga berjarak atau physical distancing. “Setiap yang hadir harus ikut aturannya. Tujuannya agar tidak ada yang terpapar virus korona, selain itu untuk orang luar dilarang masuk,” tambahnya.(Wap)

Tags: