Buka Konferensi Cabang ke-7 PCNU, Wali Kota Beri Apresiasi Jalannya Kegiatan

Konferensi Cabang ke-7 PCNU Kota Madiun berlangsung khidmat juga sehat, Sabtu (20/3) di Ponpes Al Huda Kelurahan Oro-Oro Ombo Kecamatan Kartoarjo Kota Madiun dibuka Wali Kota Madiun, H. Maidi. [sudarno/bhirawa]

Kota Madiun, Bhirawa
Konferensi Cabang ke-7 PCNU Kota Madiun berlangsung khidmat juga sehat, Sabtu (20/3). Sebab, pelaksanaan kegiatan di Ponpes Al Huda Kelurahan Oro-Oro Ombo tersebut menerapkan protokol kesehatan ketat.

Mulai pembatasan peserta, pemakaian masker, pemeriksaan suhu, dan pemberian hand sanitizer. Karenanya, Wali Kota Madiun Maidi yang hadir di lokasi mengapresiasi jalannya kegiatan.

”Saat ini kita masih pandemi Covid-19 dan sedang melaksanakan PPKM. Tetapi (kegiatan masyarakat) memang sedikit kita longgarkan tetapi dengan penerapan protokol kesehatan. Dan di sini penerapan protokol kesehatannya sudah cukup baik,” kata Wali Kota.

Wali Kota memang diminta membuka konferensi cabang tersebut. Karenanya, orang nomor satu di Kota Pendekar itu berharap kegiatan dapat memberikan banyak manfaat bagi PCNU maupun masyarakat secara umum.

Konferensi cabang tidak hanya terkait program kerja. Namun, juga terkait kepengurusan organisasi. Kepengurusan yang baru di PCNU Kota Madiun diharap bisa semakin mengoptimalkan program-program yang dijalankan.

Wali Kota juga membuka pintu seluanya untuk saran dan masukan dari tokoh muslim khususnya dari PCNU. Diakuinya, pembangunan di Kota Madiun tak terlepas dari peran dan kontribusi umat Islam.

Tak heran, banyak kegiatan pemerintahan yang bernuansa islami. Salah satunya, pembangunan Musala Ka’bah di kawasan Sumber Umis. Musala tak hanya sebagai fasilitas beribadah. Namun, juga sebagai pengingat akan pentingnya beribadah tepat waktu.

”Ka’bah merupakan kiblat salat. Musala berbentuk Ka’bah itu sengaja kita tempatkan di lokasi keramaian. Harapannya, bisa menjadi pengingat pentingnya beribadah walaupun di tengah kesibukan,” harapnya.

Wali Kota juga berpesan untuk selalu menjaga persatuan. Baik dalam internal PCNU maupun dengan masyarakat luar organisasi. Setiap gesekan yang muncul harus menjadi pembelajaran untuk semakin baik ke depan.

”Umat muslim merupakan magnit persatuan. Bukan sebaliknya. Karenanya, apa yang sudah baik dan kondusif ini wajib terus dijaga dan ditingkatkan,” pungkasnya. [dar]

Tags: