“Buka Tutup” Umroh

Kerinduan berziarah ke makam Rasulullah SAW, dan baitullah, melalui umroh, sudah bisa dilakukan pekan depan. Dimulai dengan keberangkatan para pengusaha Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU). Bisa jadi “pengalaman baru” para penyelenggara umroh bisa menggambarkan prosedur, dan standar harga. Namun tetap saja ibadah umroh dalam masa pandemi dilaksanakan dengan cemas, dan was-was. Juga tidak dapat menuntaskan ke-sunnah-an pada baitullah, karena tidak bisa menyentuh Ka’bah.

Ibadah bagai sekadar melaksanakan ritual rukun (kelengkapan syariat), tetapi tidak melagakan spiritual. Sehingga walau telah tiga pekan dibukan, area Masjidil Haram masih sepi. Muslim di berbagai dunia masih waspada, berkait CoViD-19 varian Omicron dari Afrika. Maka ibadah umroh, harus dipersiapkan seksama, termasuk melaksanakan vaksinasi booster (ketiga). Namun menunggu sampai pandemi CoViD-19 benar-benar berlalu, juga bukan pilihan yang tepat

Pembukaan kembali ibadah umroh untuk jamaah asal Indonesia, setelah otoritas penerbangan Arab Saudi mengizinkan kedatangan warga negara Indonesia (WNI). Izin kedatangan dari Indonesia, tak lepas dari fakta suasana penanganan pandemi diakui kalangan internasional. Seluruh dunia meng-apresiasi keberhasilan Indonesia menangani pandemi CoViD-19 tanpa kegaduhan berarti. Kini ke-gawat-an CoViD-19 menunjukkan tren menurun. Terutama vaksinasi, selalu di-antre masyarakat.

Angka positif baru nasional selalu di bawah 300 kasus, diantara 271 juta jiwa penduduk Indonesia. Lebih dari 102 juta rakyat Indonesia telah menerima vaksin dosis lengkap (kedua). Serta 142 juta orang menerima vaksin dosis pertama. Namun khusus untuk perjalanan umroh, perlu penyesuaian dengan vaksin yang biasa digunakan di Arab Saudi, dengan dosis lengkap. Yakni, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Johnson&Johnson. Selain 4 merek tersebut, harus dilakukan karantina institusional selama 3 hari, ditambah hasil tes negatif PCR.

Sebagai destinasi ziarah (wisata) paling sibuk di dunia, kota Makkah, dan Madinah, diberlakukan protokol Kesehatan (Prokes) ketat. Sebelum pandemi, setiap jamaah umroh dari Indonesia, sudah diwajibkan suntik vaksin meningitis, dan influenza. Dibuktikan dengan sertifikat kartu vaksin berwarna kuning. Biaya vaksin merupakan biaya tambahan yang tidak termasuk paket “harga” umroh yang ditentukan perusahaan penyelenggara umroh.

Harga paket umroh selama 9 hari (termasuk hari pemberangkatan dan kepulangan), ditaksir mencapai Rp 29 juta-an. Dengan layanan regular, dan akomodasi hotel bintang 4. Walau standar hotel bintang 4 di Arab Saudi, lebih sederhana, tidak sama dengan layanan di Indonesia. Biaya penginapan diatur lebih murah, dengan isi kamar sebanyak 4-5 orang.

Ibadah umroh yang tertunda, kini sudah bisa dilaksanakan lagi, seiring pembukaan masjidil Haram di Makkah. Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA) telah membuka seluruh kawasan peziarahan setelah “terkunci” pandemi CoViD-19. Secara khusus diberikan kompensasi perpanjangan masa berlaku visa jamaah yang mengalami penundaan (mendadak) umroh.

Indonesia memperoleh kuota sebanyak 800 hingga seribu jamaah setiap hari! Setara 10% dari kuota seluruh dunia. Biasanya menjadi kafilah (rombongan) terbesar diantara negara lain di dunia. Tetapi kuota tidak dapat dipenuhi. Berdasar data Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, pada 2019 (sebelum pandemi), sebanyak 20,4 juta muslim dari seluruh dunia melaksanakan umroh. Termasuk dari Indonesia, sekitar 1,5 juta jamaah.

Beberapa bandara internasional di Indonesia telah memberangkatkan jamaah umroh, rute langsung ke Madinah, dan Jedah. Diantaranya, Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Bali, dan Banjar Baru. Tren pertumbuhan animo umroh sebesar 11% per-tahun. Tergolong usaha yang sangat subur, terutama momentum tahun baru. Sekaligus memberi pendapatan negara berupa pajak, dan retribusi administrasi paspor dan visa.

——— 000 ———

Rate this article!
“Buka Tutup” Umroh,5 / 5 ( 1votes )
Tags: