Bulog Klaim Warga Situbondo Butuh Raskin

Kasub Bulog Bondowoso, Samiran beserta tim saat menggelar operasi pasar baru-baru ini. [sawawi/Bhirawa].

Kasub Bulog Bondowoso, Samiran beserta tim saat menggelar operasi pasar baru-baru ini. [sawawi/Bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Hingga memasuki bulan November 2015 ini, Bulog Bondowoso mengklaim bahwa masyarakat Kab. Situbondo dan Bondowoso masih membutuhkan keberadaan beras raskin sebagai kebutuhan pokok sehari-hari. Penegasan ini disampaikan Kepala Sub Divre Bulog Bondowoso, Samiran, pagi kemarin (12/11) menyikapi kabar adanya mafia beras miskin di Kota Santri.  Menurut  Samiran, jika masyarakat Situbondo tidak membutuhkan beras miskin, secara otomatis strata ekonominya sudah mengalami peningkatan yang signifikan.
Kata Samiran, pihaknya sejak lama sudah menegaskan kesiapannya untuk mengganti penemuan beras miskin yang berkualitas jelek ditengah-tengah masyarakat. Samiran juga memastikan beras yang diterima dari para mitra, tidak secara otomatis akan diterima, melainkan harus melalui pengecekan (sortir) terlebih dahulu. “Jadi beras masuk ke Bulog itu tidak langsung diterima secara serta merta. Tetapi kita melihat dulu kualitasnya bagus atau jelek,” tegas mantan Wakasub Bulog Bondowoso itu.
Samiran juga membantah keras jika di Kab Situbondo ada mafia beras miskin. Malah sebaliknya, imbuh dia, keberadaan raskin itu masih  bermanfaat untuk masyarakat. Bahkan, lanjut Samiran, pihaknya beserta jajaran Bulog terus menerus mengoptimalkan kualitas beras miskin agar masyarakat bisa merasa puas. “Sekali lagi, saya berharap kepada masyarakat, jika ditemukan beras raskin yang jelek, segera laporkan kepada tim terdekat. Seluruhnya akan kami ganti,” janji Samiran.
Kabar miring soal raskin itu, aku Samiran, bukan membuat lembaganya kendor dalam bekerja, justru sebaliknya malah menambah semangat dirinya beserta seluruh staf untuk mengoptimalkan dalam peningkatan stock beras. Sehingga, ulas dia, kedepan dapat  memenuhi kebutuhan raskin dan meminimalisir keluhan dari masyarakat. “Kami sudah mengimbau kepada seluruh staf untuk tidak main, main dengna raskin. Kalau memang ada beras yang berkualitas kurang baik, cepat ditukar dan jangan berpolemik,” harapnya.
Samiran menuturkan, dalam pengadaan beras miskin tidak ada faktor kesengajaan yang sistematis untuk menampung kualitas jelek, melainkan dilakukan sesuai dengan SOP Bulog. Samiran malah mengakui jika Bulog berhubungan baik dengan para mitra, karena para mitra tersebut ada kemauan untuk menjual beras ke Bulog. “Tetapi kalau tidak sesuai dengan Bulok dan beras itu ditolak, tolong para mita jangan marah,” tegasnya.
Untuk memastikan beras raskin itu layak konsumsi, Bulog sudah melakukan uji memasak bersama dan makan bersama dengan Sekda Bondowoso dan Bupati Situbondo, baru-baru ini.  Hasilnya, lanjut Samiran, semua pejabat yang diundang mengakui jika beras raskin layak untuk dimakan. “Beras raskin ini masuk katagori beras medium bukan premium lho ya. Kalau premium itu beras yang beradar di pasaran yang dijual seharga 10 ribuan. Jadi berbeda,” pungkas Samiran. [awi]

Tags: