Bupati Bondowoso Ingatkan Peran Santri untuk NKRI

Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni saat menyampaikan amanat yang begitu memukau tentang saham dan peran kiai dan santri untuk NKRI. (Samsul Tahar/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Bupati Bondowoso, Drs.H.Said Husni mengingatkan semua pihak tentang saham dan jasa para santri dalam menegakkan NKRI.
Apel peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Alun-alun Bondowoso berlangsung khidmat.Bertindak sebagai inspektur apel HSN Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni dan Komandan apel Tukiman dari Banser Bondowoso.
Apel diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian dilanjutkan pembacaan ikrar Santri oleh Ketua DPRD Bondowoso H Achmad Dhafir. Sedangkan pembacaan resolusi jihad dilakukan oleh Dandim 0822 Bondowoso Letkol Tarmuji SAg.
Setelah Dandim Tarmudji membacakan resolusi jihad, paduan suara SMA Negeri 2 Bondowoso menyusul dengan menyayikan lagu Syubbanul Waton.
Tampak ratusan peserta apel terlihat khidmat mengikuti apel tersebut diantaranya jajaran TNI, Polri, Satpol PP, Mahasiswa Akper Bondowoso, Banser, Banom dan Lembaga di lingkungan NU Bondowoso, siswa Madrasah di lingkungan Ma’arif NU serta para Santri dari berbagai pesantren di Bondowoso.
Dalam apel tersebut juga diresmikan tiga nama jalan yaitu Jalan Bondowoso menuju Surabaya dengan nama Soekarno-Hatta; jalan Jember dengan nama Jalan KH Abdurrahman Wahid dan jalan Situbondo dengan nama jalan KH R As’ad Syamsul Arifin.
Pelepasan balon ke udara oleh Bupati didampingi Forkopimda dan jajaran PCNU Bondowoso menandai peresmian nama ketiga jalan tersebut.
Dalam amanatnya, Bupati Said menyebut peringatan Hari Santri tiap tanggal 22 Oktober merupakan bukti pengakuan Negara atas jasa para ulama dan Santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri , lanjut Bupati, tidak lepas dari resolusi jihad yang dikumandangkan Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama pada 22 Oktober dihadapan konsul-konsul NU seluruh Jawa-Madura, bertempat di kantor Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama di Jl. Boeboetan VI/2 Soerabaja.
Fatwa Resolusi Jihad NU , lanjut Bupati menegaskan berperang menolak dan melawan penjajah adalah fardu ‘ain yang harusĀ  dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak
Diingatkan Bupati, tanpa resolusi Jihad NU dan pidato Hadlaratus Syeikh yang menggetarkan ini, tidak akan pernah ada peristiwa 10 November di Surabaya yang kelak diperingati sebagai Hari Pahlawan.manurut Bupati,mencintai agama mustahil tanpa berpijak diatas tanah air, karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan.
Hari santri juga harus digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhanaan, asketisme dan spiritualisme yang melekat sebagai karakter kaum santri. Etos ini penting di tengah merebaknya korupsi dan narkoba yang mengancam masa depan bangsa.
Korupsi dan narkoba adalah turunan dari materialisme dan hedonisme, paham kebendaan yang mengagungkan uang dan kenikmatan semu. Singkatnya, santri harus siap mengemban amanah kalimatul haq. Berani mengatkan “iya” terhadap kebenaran walaupun orang mengatakan “tidak” dan sanggup menyatakan “tidak” pada kebatilan walaupun semua orang mengatakan “iya”. [har]

Tags: