Bupati Pasuruan Tolak Rekomendasi Perizinan Tambang Sekitar Umbulan

Lokasi sumber air Umbulan di Desa Winongan Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan, Kamis (2/3). Rencananya pengerjaan proyek SPAM Umbulan akan dimulai akhir April nanti. [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Proyek Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Umbulan yang berada di Desa Umbulan Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan akan dimulai pada 2017 ini, tepatnya akhir April nanti.
Agar produksi air Umbulan bisa maksimal, Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf meminta Pemprov Jatim supaya tidak mengeluarkan izin pertambangan di sekitar daerah Umbulan tersebut. Pasalnya, tambang di sekitar kawasan Umbulan sudah banyak sehingga tidak perlu ditambah lagi.
“Saya akan menolak jika diminta memberikan rekomendasi untuk perizinan tambang. Penolakan ini sudah saya sampaikan kemarin ke Pemprov Jatim. Karena, penambahan tambang akan merusak lingkungan di sekitar sumber air. Apalagi saat ini debit air Umbulan terus menyusut, dari 6.000 liter/detik menjadi 3.200-3.500 liter/detik,” ujar HM Irsyad Yusuf kepada sejumlah wartawan di Pendopo Kabupaten Pasuruan, Kamis (2/3).
Setelah tertunda selama 43 tahun, proyek SPAM Umbulan dimulai tahun ini. Proyek dengan nilai investasi Rp 4,51 triliun tersebut akan diperkirakan selesai pada 2019.
SPAM Umbulan dengan debit 4.000 liter/detik rencananya didistribusikan untuk lima kabupaten di Jatim, antara lain Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Pasuruan dan Kota Pasuruan.
Dalam pengerjaannya, proyek SPAM Umbulan itu akan dikerjakan oleh tim pelaksana Proyek SPAM Umbulan, yakni Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Jatim maupun PT Medco Energi selaku pemenang tender.
“Sebelum dimulai pengerjaannya, saya minta pelaksana untuk bersosialisasi ke masyarakat terlebih dahulu. Termasuk juga terkait perizinan lain harus dilengkapi. Tujuannya agar tidak terkendala selama proses pengerjaannya,” papar Irsyad Yusuf.
Pejabat nomor satu di Kabupaten Pasuruan ini juga meminta pelaksana SPAM Umbulan, supaya bisa memahami sejumlah masalah yang ada di masyarakat sekitar Umbulan. Seperti kerusakan jalan, keberadaan tambang dan kondisi masyarakat saat musim kemarau yang justru sering mengalami krisis air bersih.
“Komitmen sebelumnya yang sudah disepakati, harus dipenuhi. Misalnya peningkatan kapasitas pipa yang sudah terpasang dan pembuatan kolam renang pengganti. Hingga konservasi lingkungan dengan penanaman pohon di daerah tangkapan air Umbulan yang berada di kawasan pegunungan Bromo,” tambah Gus Irsyad, panggilan akrabnya. [hil]

Tags: