Bupati Salwa Apresiasi Ponpes Al Islah Potong Qurban Hingga Ribuan

Secara simbolis, Bupati Salwa didampingi Pengasuh Ponpes Al Ishlah KH. Thoha Yusuf Zakaria, Lc (kiri) membagikan daging qurban kepada salah satu warga Bondowoso. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Pada perayaan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, seperti biasanya Pondok Pesantren Al Islah Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur mengadakan penyembelihan hewan qurban dalam jumlah besar.

Untuk tahun ini, Ponpes Al-Islah menyembelih 1.493 ekor kambing dan 173 ekor sapi. Yang kemudian, ribuan daging hewan qurban ini dibagikan kepada sekitar 25 ribu penerima, baik dari Kabupaten Bondowoso hingga dari luar kota.

Informasi dihimpun, penerima berasal dari lembaga-lembaga, masjid, ponpes dan musholla. Namun tak hanya di Kabupaten Bondowoso saja, bahkan juga tersebar diberbagai Kabupaten seperti diantaranya Jember, Lumajang, Banyuwangi, Situbondo, Madura, Pasuruan, Lamongan, Jombang dan Bangil.

Akan hal itu, Bupati Bondowoso Drs KH Salwa Arifin yang hadir pada kegiatan itu pada, Jumat (31/7) mengapresiasi atas diselenggarakan penyembelihan qurban di Pondok Pesantren Al-Islah ini. Tak hanya itu, dalam kegiatan ini juga diterapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintah.

“Luar biasa, juga tentang jumlah qurban yang ada disini (Ponpes Al-Islah-Red) merupakan jumlah terbesar. Informasinya se Indonesia qurban terbanyak di Al-Islah ini,” kata Bupati Salwa.

Bupati Salwa mengaku, bahwa ia sangat bangga terhadap Ponpes Al Islah yang setiap tahunnya selalu memotong hewan qurban dengan jumlah yang sangat banyak. Bahkan, penerimanya untuk mayoritas warga Bondowoso hingga mencapai ribuan.

“Saya bangga dengan hari ini, Ponpes Al Islah memotong hewan qurban banyak, dan bisa bermanfaat untuk warga Bondowoso,”ujarnya.

Terkait penerapan protokol kesehatan, kata Bupati Salwa, pemotongan dan pembagian daging kurbannya telah mematuhi protokol kesehatan. Namun memang tampak sejumlah warga penerima tetap berkerumun.

“Iya tetap protokol kesehatan, saya kira sudah sesuai protokol kesehatan. Ke depan perlu ditingkatkan lagi,” urainya.

Pantauan di lokasi, dalam kegiatan tersebut meski telah dijaga oleh petugas, terjadi kerumunan orang yang sedang mengantri pengambilan daging kurban yang digelar sejak pagi hingga sore hari.

Antrian para penerima daging qurban, tidak hanya didalam area Ponpes setempat. Namun, juga mengakibatkan kemacetan di jalan raya Bondowoso – Jember.

Akan hal itu, Pengasuh Ponpes Al Ishlah KH. Thoha Yusuf Zakaria, Lc menjelaskan, bahwa pihaknya telah berusaha melaksanakan imbauan pemerintah untuk menjalankan protokol kesehatan, demi mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 saat membagikan daging qurban. Bahkan, di pintu masuk telah tersedia penyemprotan disinfektan berupa probiotik dari bahan alami.

“Setiap masyarakat yang masuk mengambil daging qurban, harus disemprot cairan disinfektan dulu, cuci tangan, diukur suhunya, dan mereka harus menjaga jaga satu sama lain,” jelasnya.

Dan juga, para penerima pun diwajibkan memakai masker. Namun tak hanya masyarakat kata Pengasuh Ponpes Al-Islah itu, dari panitia penyembelihan hewan qurban juga wajib menjalankan protokol kesehatan.

“Panitia juga wajib mematuhi protokol kesehatan yang sama. Wajib juga pakai masker, begitu pun masyarakat,” terangnya.

Kyai Toha menambahkan, meski telah dihimbau untuk menjaga jarak, namun kerumunan warga tersebut tidak dapat dihindari. Menurutnya, pihaknya telah mengerahkan petugas untuk mengurai kerumunan. Namun, rendahnya kesadaran masyarakat membuat petugas kewalahan mengaturnya.

Sementara itu, bagi penerima yang berasal dari luar kota, pihaknya berupaya untuk mengirim daging kurban tanpa harus datang ke lokasi.

“Bahkan ada satu di Bondowoso yaitu desa Gadingsari yang memang tidak kita bolehkan untuk datang kesini. Karena kita merasa disana itu masuk zona yang tidak boleh keluar ke wilayah. Dan kita memproteksi diri kita dan masyarakat yang ada disini,” pungkasnya.[san]

Tags: