Bupati Suyoto Ingatkan Tiga Hal Seorang Pemimpin

Bupati Bojonegoro, Suyoto. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Orang nomor satu di Pemkab Bojonegoro ini mengingatkan 3 hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Tiga hal tersebut adalah sadar diri, sadar misi dan sadar peran.
Ketiga hal tersebut disampaikan Bupati Suyoto dihadapan 80 peserta Branchmarking pendidikan dan pelatihan pimpinan tingkat IV angkatan XVIII dan XIX Provinsi Kalimantan Timur  yang melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bojonegoro, Rabu kemarin (13/9).
Dijelaskan Bupati Bojonegoro sadar diri adalah bagaimana seseorang menyadari bahwa sebagai pelayan rakyat harus menempatkan diri sebagai pelayan yang mau mendengar dan mengetahui.”Harus dipahami benar bahwa masalah rakyat adalah masalah kita atau masalah pemerintah.  Dengan memahami masalah yang berkembang di tengah masyarakat maka kita telah menjadi bagian dari solusi yang dihadapi oleh masyarakat,” jelasnya.
Menurut Bupati, dengan keterbatasan inilah membuat dirinya akhirnya mengambil langkah cerdas atau langkah inovasi untuk menyelesaikan masalah rakyat ditengah keterbatasan yang dimiliki.
Kedua Sadar misi, kita harus memahami benar apa misi yang akan kita usung kedepan dan misi apa untuk membantu menyelesaikan masalah rakyat.
“Sedangkan sadar yang ketiga adalah sadar peran, ditengah keterbatasan dan banyaknya masalah yang dihadapi rakyat ini maka kita akan mengambil langkah sesuai kebijakan kita untuk bisa keluar, inovasi terkadang lahir dari keterbatasan yang melingkupi kita .kita dapat berkarya dan mencoba jalan keluar dari masalah itu dengan kecerdasan lokal yang kita miliki,”  ujarnya.
Dihadapan seluruh peserta Branchmarking Bupati menceritakan bahwa apa yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro merupakan flashback dari 10 tahun Bojonegoro dimasa lalu. 10 tahun lalu kita terkenal sebagai daerah yang langganan banjir dan daerah miskin, kita juga dikenal sebagai daerah dengan jalan dan infrastruktur yang rusak.
Belum lagi adanya anggapan dari masyarakat kita bahwa mental birokrat kita memiliki mental korup. Belum lagi Kabupaten Bojonegoro ditahun 1900an adalah daerah yang dilanda kemiskinan yang luar biasa yang disebut dengan endemic poverty.
Ditahun 2000 Kabupaten Bojonegoro masuk kabupaten miskin di di Jawa Timur.  Kemudian ditahun 2008 kita masuk 3 besar termiskin di Jawa Timur . Kemudian ditahun 2016 ini kita berhasil lepas dari jebakan 10 besar daerah termiskin di Jawa Timur.
“Bupati mentargetkan bahwa 2 tahun kedepan akan mampu melampui Kabupaten Gresik,” kelakar Bupati.
Mengapa berani mentargetkan demikian karena masa kepemimpinan beliau hanya tinggal berapa bulan saja. Jadi ini adalah semacam tantangan bagi pemimpin masa depan Bojonegoro untuk berbuat dan bekerja lebih baik. Ini adalah lecutan positif agar pemimpin Bojonegoro dimasa depan harus bekerja keras.
“Ini buka berarti Bojonegoro lebih unggul namun adalah proses belajar bersama,” imbuhnya.
Sebenarnya dengan study banding ini Bojonegoropun mengambil ilmu dan keberhasilan daerah yang datang ke Bojonegoro. Jadi ini adalah momentum untuk saling bertukar pengalaman dalam memajukan wilayahnya.
Sementara Ir Anggraito MM dalam kesempatan ini dirinya mengajak seluruh Sekretaris Daerah di Provinsi Kalimantan Barat selain itu 40 peserta Diklatpim IV angkatan XVIII dan 40 peserta dari angkatan XIX.
Ditambahkan ,apa yang terjadi di Bojonegoro ini harus menjadi contoh positif yang patut ditiru oleh seluruh daerah. Jadi tak salah jika daerah melakukan kunjungan di Bojonegoro karena banyak hal positif yang akan didapatkan di Bojonegoro.
“Keberhasilan Bupati Bojonegoro ini , lanjutnya, jangan berhenti ditingkat Kabupaten namun ditataran yang lebih tinggi seperti Provinsi, karena yang dilakukan di Bojonegoro ini sangat luar biasa,”imbuhnya.
Alpius, S.Sos, MM selaku Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat mengatakan sangat takjub dengan yang dilakukan oleh Kabupaten Bojonegoronya utamanya adalah masalah penerapan Teknologi Informasi (TI) .
“Kabupaten Bojonegoro memiliki 79 aplikasi yang mendukung kinerja yang dilakukan pemerintah,” ucapnya.
Menurut Alpius, penerapan teknologi untuk pelayanan satu atap di Kabupaten Bojonegoro yang tersentral satu titik menjadikan layanan tersebut cepat.
Hal lain yang ingin diadopsinya adalah terkait keterbukaan dan transparansi yang dilakukan oleh Kabupaten Bojonegoro begitu terbuka.
“Sehingga rakyat dan siapapun bisa mengakses dengan mudah dan gampang. Hal positif ini akan diterapkan namun dengan menyesuaikan potensi yang dimiliki wilayahnya,”jelasnya.
Dalam kunjungan kerja ini Sekretaris Daerah (Sekda) di Provinsi Kalimantan Barat melakukan audiensi langsung dengan Bupati Bojonegoro dirumah dinas, kemudian mengikuti pertemuan di gedung 4 Kantor Pemkab Bojonegoro . Selanjutnya mereka melakukan kunjungan di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melihat langsung bagaimana pelaksaan program inovasi di Bojonegoro. [bas]

Tags: