Cara Unik Nur Arifin sebagai Bupati Trenggalek Kembali Ngamen

Trenggalek,Bhirawa
Mochamad Nur Arifin sebagai Bupati Trenggalek kembali ngamen. Kali ini lokasi yang di pilih Saung Ledokan Widoro (SLOW) yang ada di Desa Widoro, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, Sabtu (25/1).
Tempat ini dipilih, untuk mengenalkan tempat wisata yang sedang dikembangkan oleh masyarakat Desa Widoro.
Ledokan berasal dari bahasa jawa yang artinya cekungan. Artinya, dulu lokasi ini merupakan cengkungan yang tidak ada manfaatnya, coba disulap menjadi sebuah destinasi wisata, menurut Kades Widoro.
Sedangkan untuk bupati ngamen sendiri merupakan ajang yang memang digelar Mochamad Nur Arifin untuk menyapa masyarakatnya, sekaligus untuk melakukan penggalangan dana untuk bhakti bumi.
Mungkin untuk menyediakan moment untuk bisa bertemu langsung dengan masyarakat dan bisa berdiskusi dengan mereka terkait masalah di wilayah maupun apa yang sedang dikerjakan oleh pemerintah sangatlah jarang. “Maka ngamen ini, kita inisiasi untuk bisa bertemu langsung dengan masyarat dan menyapa mereka,” ujar suami Novita Hardini ini dalam sambutannya.
“Ada dua hal yang ingin kita dapat, Bertemu dan berdiskusi dengan masyarakat, sekaligus melakukan penggalangan dana untuk pelestarian lingkungan demi anak cucuk kita,” lanjut peminpin muda Trenggalek ini.
Dana yang dikumpulkan nantinya digunakan untuk menanam pohon sehingga kelestarian alam terjaga, dan pohon-pohon ini bisa menyerap air tanah dan menyimpannya.
Apalagi menurut Kades Widoro, sebagian di wilayahnya bila musim kemarau berkepanjangan mengalami kekeringan dan membutuhkan distribusi air bersih dari pemerintah.
Momentum bupati ngamen ini juga dimanfaatkan oleh orang nomor satu di Trenggalek untuk menceritakan rencana pemerintah yang ingin menggelar 100 event di Trenggalek tahun 2020. “Ada Durio Forest Run, Carnaval SCTV dan beberapa event besar lainnya,” tutur Nur Arifin.
“Kita ingin dengan banyak event, maka juga akan semakin banyak kunjungan orang ke Trenggalek yang tentunya akan meramaikan potensi wisata kita serta menggeliatkan ekonomi mikro masyarakat,” terang bupati termuda di tanah air ini.
Selain 100 event, Bupati Arifin juga bercerita mengenai ikhtiarnya bekerjasama dengan Pemerintah Amerika dalam hal ini USAID yang ingin menciptakan 2.000 pengusaha perempuan muda baru di Trenggalek, sehingga perekonomian keluarga biaa terangkat.
Kelompok perempuan yang disasar umur 18 hingga 30 tahun, terkecuali bagi mereka para janda rentan, disabilitas, eks buruh migran dan kelompok rentan lainnya.
Kenapa kok perempuan, bupati muda ini menjelaskan, karena berdasar hasil survey sebuah lembaga bila perempuan ini berpenghasilan sebagian besar penghasilannya akan dikembalikan kepada keluarga.
Dengan begitu bila para perempuan Trenggalek bisa berdaya secara ekonomi, harapannya angka kemiskinan, stunting maupun anak putus sekolah dapat ditekan, tutupnya .(Wek)

Tags: