Cegah Eksploitasi Hiu Tutul Polisi dan BKSDA Probolinggo Gelar Patroli

Munculnya Hiu tutul Polisi dan BKSDA patroli laut.

Probolinggo, Bhirawa
Sejak kehadiran puluhan hiu tutul di perairan Probolinggo tak dilewatkan warga maupun wisatawan, untuk melihatnya dari dekat. Guna untuk mencegah eksploitasi terhadap hewan langka tersebut, pihak Satpolair Polres Probolinggo dan BKSDA lakukan patroli rutin.
Hiu tutul (rhincodon typus), sejak sepekan terakhir muncul di perairan utara Probolinggo. Kemunculan hiu tutul disebut tengah migrasi sekaligus mencari plankton, makanannya di perairan ini.
Munculnya hiu tutul bertepatan dengan jalur penyebrangan Mayangan Kota Probolinggo-Pulau Gili, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Tak ayal, peristiwa itu langsung menjadi hiburan tambahan bagi wisatawan yang hendak menikmati snorkeling di Pulau Gili.
Untuk mengindari eksplotasi, atau bahkan perburuan terhadap hiu tutul tersebut, petugas Satpolair Polres Probolinggo dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) VI Probolinggo melakukan patroli.
Petugas memberikan himbauan kepada para nelayan serta kapal penyebrangan, untuk tidak mengganggu keberadaan hiu tersebut. Hal utama para wisatawan agar tidak memberi makan, atau melempar sesuatu disekitar hiu tutul tersebut, hiu berukuran sekitar 10 meter itu,” kata Kapolres Probolinggo Fadly Samad, Rabu 6/12 malam.
Kehadiran hiu tutul atau oleh warga disebut ‘Kek-kakek’ kerap dijumpai setiap tahun. Biasanya kawanan ini datang secara bergerombol dan berenang di sekitar pantai Bentar hingga wilayah pesisir timur Probolinggo. Diketahui di perairan Probolinggo, tempat berkembang biak plankton, yang menjadi makanan utama biota laut ini.
“Ini menandakan bahwa kondisi perairan Probolinggo terjaga dengan baik. Dengan ukuran besar seperti itu, setidaknya dibutuhkan sekitar setengah ton plankton untuk dikonsumsi. Nah kalau tidak terjaga dengan baik, tentu koloni ini akan pergi dari perairan ini,” terang Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) VI Probolinggo, Sudartono.
Sejak dua hari terakhir, Hiu Tutul (Whale Shark) muncul di sepanjang perairan laut utara Probolinggo, yang dilintasi oleh wisatawan. Ukuran tubuhnya pun beragam, antara 3 hingga 8 meter dengan warna kulit coklat kegelapan disertai bintik-bintik putih disekujur tubuhnya. Kemunculan hewan raksasa itu, tentu saja membuat wisatawan mendapatkan suguhan baru, ujarnya.
Sejak beberapa hari terakhir gerombolan Hiu Tutul muncul di perairan laut Probolinggo. Wisatawan yang hendak menikmati obyek wisata Snorkeling di pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo pun mendapatkan suguhan destinasi wisata baru.
Untuk menikmati keseruan ini, wisatawan tak perlu jauh-jauh, cukup berlayar sekitar 15 menit menggunakan kapal tradisional dari pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo, kawanan mamalia dilindungi ini sudah terlihat.
“Kalau dianggap fenomenal, ya bisa jadi seperti itu. Hiu tutul ini munculnya hanya setahun sekali, itupun tak pasti waktu dan jumlahnya. Selain siklus tahunan yang sayang untuk dilewatkan, Hiu Tutul tersebut tergolong jinak sehingga cocok menjadi objek swafoto, paparnya.
Wisatawan gak perlu takut untuk mendekat, ini tadi saya ketemu 8 ekor lalu foto dari dekat, aman-aman saja. Sampai saat ini, belum diketahui jumlah pasti berapa ekor Hiu Tutul yang berkeliaran di perairan pantai utara Probolinggo.
Dugaan awal, mamalia ini berkoloni meninggalkan habitat aslinya di perairan Australia, untuk mencari makanan jenis plankton, yang mulai langka akibat cuaca ekstrem di laut lepas, tambahnya.(Wap)

Tags: