Cegah Konflik Sosial Dampak Pandemi, Kumpulkan Pelopor Perdamaian

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dalam suasana pandemi Covid-19, bisa saja terjadi konflik sosial di masyarakat dikarenakan ada kesenjangan kesejahteraan sosial. Untuk mencegah adanya konflik, Dinas Sosial Provinsi Jatim mengumpulkan tenaga pelopor perdamaian dengan bentuk sarasehan dan dialog, di kantor Dinsos Jatim di Surabaya.Selasa (15/12).

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Dr Alwi MHum menjelaskan, kegiatan pertemuan bersama tenaga pelopor perdamaian ini memiliki makna yang strategis, karena dampak pandemi Covid-19 bisa mengarah pada terjadinya konflik sosial.

Diakuinya, saat ini juga tampak gejala-gejala kesenjangan kesejahteraan sosial yang dapat memicu terjadinya disharmoni antar warga ataupun warga dengan pengambil kebijakan.

“Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, menhindari jatuhnya korban, dan mencegah masalah yang sama terulang kembali, maka penanganan konflik sosial perlu dikembangkan terus menerus,” kata Alwi.

Menurutnya, penanganan konflik sosial tidak hanya diarahkan kepada arus hilir berupa rekonstruksi sosial atas bencana yang ditimbulkan, tetapi juga meliputi arus hulu berupa upaya pencegahan dengan peningkatan kapasitas masyarakat melalui pendampingan tenaga Pelopor Perdamaian.

Alwi juga menyampaikan, berdasarkan hasil kajian pemetaan daerah rawan bencana sosial di 21 kabupaten/kota yang dilakukan Dinsos Jatim dan tim ahli dari perguruan tinggi disimpulkan bahwa konflik sosial sebagian besar memiliki dimensi ekonomi dan dimensi politik.

“Kami berharap adanya komitmen kuat untuk merencanakan kegiatan perlindungan sosial korban bencana sosial (PSKBS) di tingkat kabupaten/kota dan adanya rekomendasi untuk mereposisi dan merevitalisasi Pelopor Perdamaian sebagai tenaga sukarelawan penyangga ketika terjadi bencana sosial,” harapnya.

Sementara, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Jatim, Ir Moehammad Anas MM menambahkan, kegiatan yang dihadiri 50 orang Pelopor Perdamaian dari 38 kabupaten/kota bertujuan meningkatkan pemahaman tenaga Pelopor Perdamaian dalam penanganan konflik sosial dan meningkatkan intensitas koordinasi dalam penanganan korban bencana sosial.

“Saat ini jumlah Pelopor Perdamaian di Jatim sebanyak 120 orang. Mereka berperan dalam mengedukasi masyarakat agar tidak terjadi konflik sosial,” ujarnya. [rac]

Tags: