Ciptakan Robot untuk Lansia, Berhasil Kalahkan Wakil 29 Negara

Siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo yakni Ahmad Habib dan Prasetyo Langgeng Utomo dengan karyanya, robot untuk lansia yang berhasil meraih juara I dalam ajang ISPRO ke-3 yang diikuti 29 negara di Jakarta.

Siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo yakni Ahmad Habib dan Prasetyo Langgeng Utomo dengan karyanya, robot untuk lansia yang berhasil meraih juara I dalam ajang ISPRO ke-3 yang diikuti 29 negara di Jakarta.

Kabupaten Sidoarjo, Bhirawa
Berawal dari keprihatinannya terhadap nasib para lansia yang kurang mendapatkan perhatian terutama terkait fasilitas mereka,  akhirnya dua siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo mumpunyai ide membuat robot kursi roda untuk lansia. Tak diduga, karya mereka bisa menjadi juara I tingkat dunia.
Dua siswa kelas 11 yakni Ahmad Habib dan Prasetyo Langgeng Utomo mengaku senang dan bahagia atas juara yang diraihnya. Dia tidak mengira kalau bisa menjadi juara pertama di ajang ISPRO ( International Science Project Olympiad ) ke-3 yang dihelat di Gedung Kemendikbud Jakarta pada 3 Mei hingga 9 Mei 2015 lalu.
Karena robot kursi roda yang bisa dijalankan dengan menggunakan stick Play Station (PS), atau yang diberi nama Power Stand Up Electric Wheelchair ini ternyata mampu menyisihkan sebanyak 29 wakil dunia yang berkompetisi di ajang itu. “Saya tidak mengira, karena di ajang ISPRO tingkat nasional yang diadakan di Tangerang pada Maret 2015 lalu hanya sebagai juara kedua. Ternyata saat diadu untuk kompetisi internasional malah dapat juara pertama,” ungkap Prasetyo Langgeng Utomo dengan bangga kepada Bhirawa, Selasa (12/5).
Ide ini sebenarnya tidak sulit, namun dalam pembuatannya cukup rumit karena harus merekayasa kursi hingga memakai las. Tak jarang saat mengelas tangan mereka terkena percikan api, juga terkena lasnya. Untuk bahan-bahan sarana pembuatan robot tidak terlalu sulit, di sekitar Sidoarjo dan Surabaya masih bisa didapatkan.
Sambil menjalankan karyanya, Prasetyo menjelaskan kalau kursi roda ini juga dilengkapi alat pengontrol menggunakan stick wireless sebagai penggerak kursi roda untuk maju, mundur, ke kanan, dan ke kiri. Untuk menggerakannya cukup menggunakan tanda panah di stick tersebut. Dengan begitu, kursi roda bisa dikontrol orang lain maupun  penggunanya sendiri. “Kursi ini sangat cocok untuk lansia dan penyandang cacat,” terangnya.
Kursi roda setinggi 1,85 meter ini juga memiliki fitur indikator tanda bahaya. Jika sesuatu atau seseorang berada di belakang kursi, maka sensor akan berbunyi. Selain itu, LCD di sebelah kanan kursi akan mengeluarkan kata ‘Bahaya’. Juga kata ‘Aman’ ketika mundur tidak ada penghalangnya.
Selain itu, robot kursi roda ini memiliki fitur yang bisa membantu penggunanya untuk berdiri.  Sistem mekanisme berdiri yang dipasang pada kursi roda ini, akan semakin mudah dengan bantuan joy stick wireless untuk kontrol otomatisnya. Dengan waktu 3 bulan riset dan biaya jutaan rupiah, Habib berharap temuannya ini segera bisa dipatenkan dan dikembangkan secara massal. “Kita tinggal menyempurnakan mekanik mesinnya saja,” terangnya.
Sebelum mendapat menjadi juara pertama pada ISPRO 2015 tingkat dunia di Jakarta, inovasi ini berhasil menjadi juara dua di ISPRO Nasional yang dihelat di Tangerang. Dalam ISPRO Nasional itu diadu 600 karya pelajar seluruh Indonesia. Dari 600 karya peserta olimpiade, kemudian disaring menjadi 28 karya yang dinilai memiliki rekayasa teknologi  menarik.
Menurut Habib, salah satu kriteria penilaian juri saat itu adalah efisiensi karya yang bermanfaat terhadap masyarakat, apalagi para lansia dan orang cacat yang sangat membutuhkan. “Karya kami dinilai memiliki manfaat yang besar bagi orang-orang lansia dan penyandang cacat. Dengan karya kami, mereka bisa mandiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain,” jelas Habib.
Tentu saja prestasi ini, cukup membanggakan bagi keluarga besar SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Pasalnya, dua siswa mereka mampu mengalahkan perwakilan dari 29 negara lain yang turut andil dalam ISPRO itu. “Kami sangat bangga karena anak didik kami mampu mengharumkan nama bangsa Indonesia di ajang olimpiade robot ini,” jelas Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Wigatiningsih.
Menurutnya, ISPRO ini merupakan ajang pertama kali yang diikuti anak didiknya. Dengan kategori lomba teknologi, kursi roda joy stick yang ditampilkan mampu mencuri perhatian juri. Alhamdulillah karya mereka dinilai baik dan inovatif. Apalagi karya ini sudah dalam proses pematenan produk. “Insyaallah proyek  ini bisa bermanfaat bagi masyarakat ke depannya,” ungkap Wigatiningsih.
ISPRO ke-3 di Jakarta diikuti oleh 29 negara, antara lain Filipina, Australia, Malaysia,  Jerman, Pakistan, Uganda, dan Afghanistan. Ada empat kategori penelitian yang dilombakan yaitu Fisika, Kimia, Biologi, Teknologi dan Lingkungan. Penilaian yang dilakukan juri terdiri dari beberapa kriteria, antara lain tentang penelitian, desain dan metodologi, kreativitas, dan pemaparan. [ach]

Tags: