100 Ribu Siswa SMA Jatim Perlu Ikuti Perbaikan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Lebih dari 100 ribu siswa di Jatim peserta Ujian Nasional (UN) jenjang SMA/MA, SMK dan kejar paket C tahun ini membutuhkan perbaikan nilai pada UN tahun depan. Hal ini karena nilai para siswa tersebut berada di bawah standar kompetensi minimal yang ditentukan Kemendikbud, yakni 5,5.
Hasil nilai UN murni tersebut telah diterima Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Selasa (12/5) kemarin dan pengumuman kelulusan siswa SMA/MA dan SMK akan diumumkan serentak pada Jumat (15/5).
Dari total 451.883 peserta, sebanyak 107.857 siswa nilai UN-nya berada di bawah 5,5. Secara rinci, jumlah peserta UN di Jatim untuk jenjang SMA/MA sebanyak 231.982 siswa. Peserta yang mendapat nilai di bawah standar berjumlah 39.874 murid atau sekitar 17,9 persen dari total keseluruhan peserta. Untuk jenjang SMK, dari 195.350 peserta UN, sebanyak 57.854 siswa nilainya di bawah 55 (29,62%). Sedangkan untuk Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) paket C, dari total 24.551 peserta 10.162 berada di range nilai 0-54,9.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman mengatakan, nilai UN murni yang diperoleh dari pusat itu tidak akan menjadi kebanggaan. Sebab, UN bukan lagi menjadi syarat kelulusan siswa. Karena itu, dapat dilihat bahwa keseriusan siswa, guru, hingga Kepala Dinas Pendidikan dalam menghadapi UN tahun ini mengalami penurunan.
“Sudah jelas, dampak dari UN bukan syarat kelulusan membuat semangat mereka itu turun,” kata dia usai pembagian Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) kepada Dindik kabupaten/kota se-Jatim di Gedung Sabha Nugraha Dindik Jatim, Selasa (12/5).
Saiful menjelaskan, siswa yang memperoleh nilai di bawah 55 mempunyai kesempatan untuk melakukan perbaikan tahun depan. Perbaikan ini untuk mapel-mapel yang nilainya kurang dari 55. Walaupun demikian, perbaikan ini sifatnya tidak wajib bagi siswa tersebut. “Ini kan masa transisi, jadi hasil ini tidak kami banggakan,” ujarnya.
Mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini menyatakan penyelenggaraan UN tahun ini tidak bisa dibandingkan dengan UN tahun lalu. Sebab, tahun lalu UN menjadi penentu kelulusan siswa, sehingga pihaknya menerima nilai kelulusan siswa dari pusat. Nilai kelulusan ini pun didapat dari gabungan nilai UN dengan nilai sekolah yang dikirim ke Jakarta. Hasilnya kemudian dikirim kembali ke penyelenggara provinsi.
Sedangkan tahun ini pihaknya hanya menerima nilai UN murni. Nilai ini kemudian diberikan ke Dindik Kabupaten/Kota dan selanjutnya diserahkan ke masing-masing satuan pendidikan untuk disampaikan ke siswa. “Tahun ini kan kelulusan siswa dari satuan pendidikan ditentukan oleh sekolah, jadi tidak bisa dibandingkan dengan tahun lalu,” ungkapnya.
Mantan Kepala SMKN 4 Grafika Malang, ini pun mewanti-wanti kepada daerah untuk tidak saling klaim menjadi yang terbaik dalam UN tahun ini. Apalagi, yang didapat ini merupakan peta nilai. Bahkan, Kemendikbud sendiri belum berani memetakan antar provinsi. Hanya saja, lanjut Saiful, pusat telah membuat kriteria per sekolah. Sayangnya kriteria ini kata-katanya cukup menyakitkan. Saiful menjelaskan, peta per sekolah ini memotret mengenai indikasi kecurangan, tidak terindikasi kecurangan, hingga kriteria tidak bisa dianalisa. Namun, penilaian ini didapat dari mana belum jelas. Apalagi, seperti Jatim misalnya, pelaksanaan UN telah dijalankan sesuai Prosedur Operasional Standar (POS), jika salah satu sekolah di Jatim memperoleh kriteria-kriteria itu, pihaknya bakal protes.
Terkait mekanisme pengumuman kelulusan siswa SMA/MA dan SMK yang dilakukan satuan pendidikan pada 15 Mei mendatang, Saiful juga meminta daerah melaksanakan dengan tertib dan aman. Format penyampaiannya tergantung masing-masing sekolah. Bisa memakai cara online maupun offline.
Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal Dindik Jatim Abdun Nashor menambahkan, jumlah peserta yang perlu melakukan perbaikan tersebut terbagi dalam tujuh mata pelajaran yang berbeda. Artinya, siswa yang tahun ini perlu melakukan perbaikan belum tentu semua nilai mata pelajarannya jelek. “Bisa jadi satu mata pelajaran yang kurang baik. Tahun depan memperbaikinya juga hanya satu mapel saja,” tutur Nashor.
Nashor mengungkapkan, tahun ini siswa yang perlu melakukan perbaikan baru bisa ikut tahun depan. Sebab, pelaksanaan ujian kejar paket gelombang dua telah ditiadakan.
Dalam pengumuman UNPK tahun ini, data yang masuk ke provinsi dari pusat lebih lambat. “Kita baru menerima Senin (11/5) malam dan sore ini (kemarin) baru selesai merekap. Kalau formal sudah tiga hari lalu,” kata dia.
Meski ada keterlambatan, Nashor memastikan pengumuman ke daerah hingga ke peserta tidak akan diundur. DKHUN  hari ini akan dikirimkan ke kabupaten/kota dan pada 15 Mei mendatang harus sudah diterima peserta didik. “Pengumuman ke peserta akan tetap sama seperti UN formal,” kata dia.
Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mengatakan, mekanisme pengumuman kelulusan di Surabaya dilakukan melalui dua cara. Pertama melalui surat dan yang kedua mengumumkannya di website resmi milik Dindik Surabaya.
Mantan Kepala Bapemas KB Surabaya ini merinci, saat hari pengumuman semua siswa SMA/MA dan SMK di Kota Pahlawan diminta untuk berada di rumah masing-masing. Bila sampai pukul 15.00 tidak ada surat datang ke rumah siswa, artinya siswa tersebut dinyatakan lulus. Namun, jika ada surat datang, siswa bersangkutan dinyatakan tidak lulus.
“Yang membawa surat ini nanti adalah wali murid siswa. Kalau diperlukan, wali murid pembawa surat ini akan didampingi psikolog untuk menguatkan siswa yang tidak lulus,” kata Ikhsan.
Setelah pukul 15.00, lanjut Ikhsan, pihaknya akan mengunggah data kelulusan ke website http://dispendik.surabaya.go.id/. [tam]

POTRET KELULUSAN UN SMA SEDERAJAT DI JATIM
Jenjang                            SMA /MA             SMK                UNPK
Jumlah Siswa                 231.982              195.350         24.551
Nilai Kurang dari 55      39.874                 57.854           10162
     
Rerata SMA/SMK Terbaik se-Jatim
1. SMAN 1 Genteng                      1. SMK A Raudhah
2. SMA Tarbiyatus Shibyan        2. SMKN 4 Bojonegoro
3. SMAN 1 Probolinggo              3. SMK Ahmad Yani
4. SMAN 1 Bojonegoro               4. SMK Muhammdyah 3 Kepoh
5. SMAN 5 Surabaya                   5. SMK Darul Ulum Baureno

Sumber : Dinas Pendidikan Jatim

Tags: