Ciptakan Software Perencanaan Kota

Nursakti Adhi Pratomoatmojo

Nursakti Adhi Pratomoatmojo

Perencanaan kota sudah tidak perlu lagi menggunakan cara konvensional. Hal ini setelah dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Nursakti Adhi Pratomoatmojo menciptakan software LanduseSim.
LanduseSim adalah sebuah software yang mampu melakukan perencanaan kota melalui simulasi spasial. Software ini tidak hanya mampu menampilkan visualisasi, tapi juga menggunakan metode ilmiah yang kuat. Karena menggunakan variable-variabel untuk perubahan lahan.
“Keunggulan dari LanduseSim ini ialah kemampuan dalam merencanakan kota dengan menggunakan target oriented. Di mana perencanaan kota bisa dilakukan dengan memperhatikan sasaran yang akan dicapai di masa mendatang,” terang pria yang akrab disapa Sakti ini.
Keunggulan lainnya, lanjut Sakti, ialah software ini mudah digunakan, fiturnya juga mampu memprediksi perubahan lahan yang sebelumnya masih kosong. Meski begitu, software ini harus dioperasikan oleh pengguna yang paham betul mengenai komputasi dan sistem informasi geografis.
“Sejauh ini, penggunaannya banyak dimanfaatkan oleh dosen, para mahasiswa yang sedang disertasi dan konsultan,” ujarnya.
Sakti menambahkan, software ini sudah banyak digunakan sejak pembuatannya tahun 2014 lalu. Bahkan saat ini, ada 10 negara yang sudah menggunakan LanduseSim karya Sakti tersebut yaitu Pakistan, Jepang, Irlandia, Argentina, Jerman, Mexico, Thailand, Mesir, Belanda, dan Indonesia sendiri.
Untuk di Indonesia, software ini sudah mulai digunakan di beberapa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). “LanduseSim sudah digunakan dalam menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,” jelas pria yang juga alumnus PWK ITS tersebut.
Sebelumnya, software ini juga telah berhasil meraih juara pertama kompetisi inovasi produk yang dihelat oleh Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha (BPPU) ITS. Serta mendapatkan dana program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPBT) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. “Software ini sudah dilirik menjadi software yang bisa dikomersialkan dan menjadi perusahaan teknologi nantinya,” ungkapnya. [geh]

Rate this article!
Tags: