Cuaca Ekstrim, Waspadai Penyakit hewan Menular Strategis

Pemprov Jatim, Bhirawa
Selama menghadapi cuaca ekstrim, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Disnak Jatim) terus berupaya melakukan tindakan waspada dini terhadap penyakit hewan, terutama penyakit hewan menular strategis (PHMS yang ada di kabupaten/kota di Jatim.
Kepala Disnak Jatim, Wemmi Niamawati mengatakan, beberapa upaya yang kini dilakukan Disnak Jatim diantaranya, meningkatkan meningkatkan kewaspadaan dini pada wilayah endemik dan beresiko tinggi PHMS.
Selain itu, Disnak juga meningkatkan pelayanan kesehatan hewan berupa vaksinasi, pengobatan, dan pemberian vitamin. “Kami terus menjalin komunikasi,informasi, dan edukasi pada masyarakat terkait kesehatan hewan.Terpenting, selalu leporan terkait kejadian penyakit melalui iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional),” tandas Wemmi.
Selanjutnya, Wemmi menjelaskan jumlah PHMS dan PHM pada tahun 2019. Jumlah PHMS tahun 2019, untuk Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI/Flu Burung sebanyak 3.253 ekor yang menyerang pada ternak unggas baik itik, ayam, maupun entog, di tiga kabupaten/kota yaitu Kabupaten Probobolinggo, Kota Madiun dan Kota Batu.
Begitupula pada tahun lalu juga terdapat penyakit hewan pada ternak sapi seperti brucellosis atau Keturon Menular. Penyakit itu juga didapati sebanyak 1 ekor berada di Kota Batu.
Wemmi menjelaskan, selama tahun 2019 lalu, ada beberapa jumlah penyakit menular (PHM) seperti bovine ephemeral fever atau demam sapi tiga hari, telah didapati pada 10.676 ekor sapi, scabies (kudis) juga ada pada 3.832 ekor kelinci/kucing/kambing.domba.
“Selain itu, juga ada 2.846 ekor hewan juga mengalami cacingan dan enteritis (radang usus) terdapat pada 1.990 ekor hewan. Pada unggas seperti ayam juga terkena Coryza atau dikenal sebagai pilek ayam, setidaknya pada tahun lalu ada 1.990 ekor,” katanya.
Untuk jumlah penyakit gangguan reproduksi pada tahun lalu, seperti silent heat atau birahi tenang yang menjangkiti 4.214 ekor sapi, hipofungsi ovarium sebanyak 2.901 ekor sapi, radang endometrium sebanyak 1.797 ekor sapi, corpus luteum persisten sebanyak 1.317 ekor sapi, dan retensio secundinae atau retensi plasenta sebanyak 1.317 ekor sapi.
Dari data pada tahun lalu tersebut, Wemmi mengimbau agar peternak tetap waspada dan melaporkan setiap kejadian yang dialami ternaknya, sehingga penanganan bisa langsung dilakukan baik melalui kabupaten/kota maupun Pemprov Jatim melalui dinas peternakan. [rac]

Tags: