Daging Mahal, Omzet Penjual Bakso Turun 70%

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Harga daging yang melambung dalam beberapa pekan terakhir, kini mulai berdampak pada produsen bakso di Rungkut Barata. Omzet penjualan bakso dan penggilingan daging yang ditekuninya menurun secara drastis. Tidak ada lagi, kegiatan yang biasanya ramai oleh penjual bakso yang melakukan pengolahan bakso dan penggilingan daging
Pemilik usaha penggilingan daging dan produsen bakso Tunggal Rasa, Farid Prayitno, mengungkapkan, naiknya harga daging sangat berdampak pada usahanya. Untuk waktu sehari, dari tujuh unit mesin penggiling daging yang biasanya beroperasi,  kini hanya dua unit yang dioperasikan. Pasalnya, sejumlah pengguna jasa penggilingan daging sangat menurun.
“Setiap kondisi normal bisa beroperasi sampai pukul 16.00, tapi hari ini hanya sampai pukul 11.00,” katanya, Minggu (23/8) kemarin
Menurutnya, sebagian pengguna jasa penggilingan daging merupakan pedagang bakso keliling. Seiring dengan harga daging yang melonjak, banyak pedagang bakso yang menjadi relasinya telah tidak berjualan dan memilih untuk pulang kampung atau berganti pekerjaan.
Hal tersebut juga berdampak kepada penurunan pembeli bakso buatannya. ”Saat normal, dalam sehari bisa memproduksi bakso dari 200 kilogram daging, sekarang hanya 90 kilogram,” ujarnya.
Farid dengan terpaksa harus menaikkan harga, menjelaskan guna menyesuaikan harga dia pun menaikkan harga bakso produksinya dari Rp Rp 60.000 per kilogram menjadi Rp 65.000 per kilogram. Pasalnya, kenaikan harga daging juga memicu kenaikan harga bahan baku bakso lain, seperti daging ayam dan telur. ”Kalau harga bakso tidak dinaikkan, kami yang tekor,”tuturnya.
Pedagang daging di Pasar Wonokromo, Haryati, mengatakan, harga daging sapi saat ini naik menjadi Rp 120.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 100.000 per kilogram. Dia menduga, kenaikan harga daging sapi tersebut karena pasokan sapi makin berkurang.
Karena itu, sejak Lebaran lalu harga sapi masih lebih stabil, tetapi memasuki akhir Bulan Juli daging sapi mulai naik. ”Harga sapi rata-rata naik sekitar Rp 1 juta per ekor. Jadi, kami terpaksa menaikkan harga jual daging. Kalau tetap bertahan dengan kondisi yang ada, saya akan merugi.,”ucapnya.
Dia mengakui, dengan kenaikan harga daging, pejualannya menurun. Jika dalam kondisi normal, dia bisa menjual habis daging dari satu ekor sapi, saat ini hanya habis setengah. “Kami berharap ada perhatian dari pemerintah, agar harga daging bisa ditekan,” tandasnya. [wil]

Tags: