Dampak Perubahan Daya Listrik, Ancam Home Industry Garmen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Perubahan daya listrik dari 900 VA menjadi 1300 VA pada tahun depan, bakal berdampak terhadap industri garmen yang sifatnya industri rumah tangga. Berubahnya daya listrik tersebut, bedampak terhadap kenaikan produk yang dihasilkan. Salah satu pengusaha garmen rumah tangga yang ditemui Bhirawa mengatakan, bakal memangkas karyawan yang ada guna mengurangi pembengkakan biaya.
Mia Agustin, pemilik usaha obras yang selama ini menerima pekerjaan dari industri garmen kelas menengah mengakui keberatan dengan berubahnya daya. Sangat berpengaruh terhadap proses produksi yang ia kelola bersama karyawannya.
“Pada dasarnya usaha ini masih industri rumah tangga, setiap hari saya harus keliling ke perusahaan garmen yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang sifatnya hampir jatuh tempo. Pada hal dari kerjaan tersebut, untungnya sudah tipis, masa keuntungan hanya untuk tombok bayar listrik aja dan bayar karyawan dilupakannya,” ujarnya Senin (2/11) kemarin di Surabaya.
Ia menambahkan untuk biaya operasional rumah dengan daya 900 VA dengan menggunakan dua mesin obras dan satu mesin jahit listrik ia harus membayar sebesar Rp.150 ribu per bulan. Dengan lima karyawan yang dimilikinya.
“Kalau dihitung, listrik yang biasanya Rp150-200 ribu per bulan kalau tarif tahun depan sudah naik, maka pembayaran listrik bisa menjadi Rp500 ribu per bulannya dengan daya 1300VA. Sedangkan untuk mebayar karyawan, per pcs pakaian atau celana yang di obras bianya sekitar Rp.1500 per pcs. Pada hal saya menerima pekerjaan secara borongan,” tegasnya.
Ia berharap, perubahan daya bisa dibatalkan, karena akan berdampak terhadap produksi dan kelangsungan usahanya. Karena usaha yang digeluti sangat bergantung terhadap garmen besar, karena kemitraan ini tetap dijaga.
” Kalau memang sudah tidak bisa membayar karyawan, ya saya lebih baik tutup saja. Karena biaya untuk produksi membengkak jauh. Belum nanti, sejumlah biaya yang lain seperti bahan bakar minyak, gas, dan lainnya pasti ikut naik. Pemerintah, dapat mengkaji ulang, untuk industri yang penyertaan modalnya hanya sekitar Rp. 10 juta saja masa harus gulung tikar, karena biaya listrik yang membengkak,” tutupnya. [wil]

Tags: