Datangkan Senior Expert Asal Jerman

Kabid Pembinaan SMK Dindik Jatim Dr Hudiyono bersama mantan Deputi Atase Pendidikan KBRI Berlin, Jerman Prof Agus Rubiyanto saat memberikan penjelasan seputar Senior Expert Service (SES) dari Jerman. [adit hananta utama]

Dindik Jatim Perkuat Dual System SMK
Dindik Jatim, Bhirawa
Program dual sistem SMK dengan industri di Jatim terus diperkuat dengan melibatkan banyak pihak. Salah satunya dengan mendatangkan tenaga ahli (expert) dari Jerman yang secara langsung akan mendampingi SMK melakukan pengembangan.
Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Hudiyono menuturkan, Jerman telah membuka peluang untuk mengirimkan senior expert dari berbagai bidang keahlian. Pihaknya menangkap ini sebagai kesempatan yang bagus untuk menguatkan standarisasi SMK di Jatim seperti halnya Jerman.
“Kita akan memulai dari beberapa keahlian tertentu. Misalnya untuk program keahlian pertanian, pariwisata atau kelautan,” tutur Hudiyono di sela workshop Senior Expert Service (SES) untuk Revitalisasi SMK di Jatim, Senin (14/8).
Kegiatan senior expert di Jatim ini nantinya akan fokus pada penguatan sistem ganda, metode training dan harmonisasi kurikulum SMK dengan industri. Praktiknya, mereka akan mendampingi SMK minimal selama tiga minggu atau maksimal enam bulan. “Rata-rata waktu pendampingan sampai lima minggu di SMK,” tutur dia.
Dari segi pembiayaan, Hudiyono mengakui kedatangan expert ini tidaklah berat. Sebab, pemerintah Jerman mengirimkan tenaga expert ini secara gratis. “Kita hanya menyiapkan biaya lokal. Misalnya penginapan dan kebutuhan sehari-harinya,” tutur dia.
Sementara itu, mantan Deputi Atase Pendidikan KBRI Berlin, Jerman Prof Agus Rubiyanto menuturkan, Jerman memberi kesempatan cukup besar bagi negara-negara di dunia yang ingin mengembangkan pendidikan vokasinya. Salah satunya dengan mengirimkan senior expert, yaitu orang-orang yang ahli di Jerman dalam bidang pendidikan ganda.
“Totalnya ada sekitar 12.500 senior expert. Pemerintah China sudah mendatangkan 400 expert untuk program ini. Sementara di Indonesia, mungkin bisa sekitar 100-200 expert yang bisa didatangkan,” tutur Agus.
Pria yang juga guru besar Fisikan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini menjelaskan, di Jerman, iklim pendidikan vokasi telah tertata rapi. Khususnya dalam bidang vokasional. Sekolah dengan industri berjalan cukup harmonis. “Harapan kita, pengembangan itu dapat disesuaikan dengan potensi lokal daerah masing-masing. Karena itu, dalam kesempatan ini kita inventarisir dulu bidang-bidang yang membutuhkan tenaga ahli dari Jerman,” tutur dia.
Dalam kesempatan itu, Kasubib Pendidikan dan Kemasyarakatan Bapeda Jatim Ida Tri Wulandari menegaskan, kesamaan visi untuk mengembangkan SMK harus terjalin. Karena itu, perangkat daerah lain selain Dindik Jatim juga akan dilibatkan.
“Kita akan bangun komunikasi dengan Disnaker, Dinas Koperasi, Dinas Perdagangan, Dispora dan Dinsos untuk menyamakan visi tentang vokasional. Tapi dengan tugas dan fungsinya masing-masing,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: