Demo Ribuan Warga Tutup Bongkar Muat Batu Bara GJT Di Sepakati Dewan

aksi demo ribuan warga di halaman kantor DRPD Gresik

Gresik, Bhirawa.
Ribuan warga, berasal dari tiga Kelurahan Kemuteran, Kroman, dan Lumpur. Kembali geruduk kantor DPRD, menolak beroperasinya kembali PT Gresik Jasa Tama (GJT). Perusahaan bongkar muat batubara, yang berlokasi di Jalan RE.Martadinata.

Sebelum melakukan audensi, masa dengan membawa spanduk berorasi secara bergantian. Bertuliskan penolakan beroperasinya kembali GJT, juga membawa kesenian asli Gresik yakni ‘Pencak Macan’.

Akhirnya, beraudensi di ruang paripurna DPRD Gresik. Dalam audensi itu, juga dihadiri Ketua DPRD H.Fandi Akhmad Yani (Gus Yani), Wakil Ketua Mujid Ridwan. Kemudian Kapolres AKBP Arief Fitrianto, Dandim 0817 Letkol Inf Taufik Ismail serta perwakilan warga.

Perwakilan warga Hesti (40) asal Kelurahan Kemuteran, Gresik mengatakan. Bahwa GJT sudah melanggar kesepakatan dengan warga. Prinsipnya warga tak mempersalahkan asal bukan bongkar muat batubara, karena dampak dari itu sangat berbahaya utamanya polusi udara.

“Tuntutan kami tidak muluk-muluk, udara bersih itu saja. Bukan sebaliknya malah beroperasi lagi bongkar muat batubara. Silahkan relokasi ke Pelabuhan JIIPE. Sebab, disana jauh dari pemukiman warga. Jika ini tetap dipaksakan akan ada gangguan terus dari warga,”ujarnya.

Menurut Ketua DPRD Gresik Fandi Ahmad Yani mengatakan, bahwa memutuskan menghentikan sementara operasional GJT terkait dengan bongkar muat batubara.

Sepakat dengan aspirasi warga dan tidak keberatan, karena sebelumnya. Sudah ada kesepakatan di tutup, sekarang kok dilanggar lagi.

Senada dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Mega Bagus Saputra mengatakan. Bahwa . Permasalahan ini, sudah lama seharusnya ada komunikasi dulu dengan warga. Jadi, ada semacam solusi yang konkrit untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Harus ada komunikasi dulu dengan warga, dan jangan sampai GJT tiba-tiba beroperasi lagi. Tanpa ada pemberitahuan, sehingga berdampak pada warga yang kesal.

Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto yang hadir dalam audensi itu mengatakan, bahwa soal permasalajan ini perlunya adanya komunikasi mencari solusi yang terbaik. Terus terang, kami mendapatkan perintah mengamankan obyek vital nasional. Namun, kami tak mau dibenturkan dengan masyarakat.

Setelah mendapat pernyataan tegas dari Ketua DPRD Gresik Fandi Ahmad Yani, dalam auden si menyatakan setuju ditutup. Warga merasa lega, secara ber angsur-angsur mereka yang berorasi di halaman DPRD Gresik. Membubarkan diri dengan tertib, denga dikawal aparat dari Polres Gresik. [kim]

Tags: