Destinasi Wisata Candi Kurang Diperhatikan Pemerintah Daerah

Candi Singosari yang berada di Desa Candirenggo, Kec Singosari, Kab Malang sebagai destinasi wisata candi

Kab Malang, Bhirawa
Kabupaten Malang tidak hanya memiliki wisata pantai saja, namun destinasi wisata sejarah peninggalan kerajaan berupa stupa candi juga dimiliki. Bahkan, bangunan candi yang ada sekarang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia hingga mancanegara. Tapi sayangnya, tempat wisata candi masih belum mendapatkan perhatian serius oleh Pemerintah Daerah setempat.
Sedangkan di Kabupaten Malang terdapat beberapa candi, diantaranya Candi Singosari, Candi Jago, Candi Badut, Candi Kidal, dan Candi Suberawan. Selain itu, destinasi wisata candi masih belum banyak memiliki fasilitas, sehingga wisatawan untuk datang di wisata sejarah candi tidak sebanyak pada tempat-tempat  wisata yang lainnya.
Seperti yang dikatakan, Pecinta Sejarah dan Budaya (PSB) Ruslan Abdul Gani, Minggu (16/12), kepada wartawan, bahwa di Kabupaten Malang pernah menjadi pusat kerajaan yang cukup disegani oleh kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa ini. Sehingga hal itu dibuktikan dengan bangunan candi peninggalan kerajaan, seperti Kerajaan Singhasari atau Singosari yang mendirikan bangunan stupa candi, yang kini dikenal masyarakat Candi Singosari.
Sedangkan Kerajaan Singhasari itu, lanjut dia, didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 Masehi,  dan kerajaan tersebut berpusat di Ibu Kota Tumapel yang terletak di kawasan bernama Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri dengan bupati atau akuwu bernama Tunggul Ametung. Selain Kerajaan Singhasari meninggalkan stupa candi, juga meninggalkan kitab sastra peninggalan Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menejelaskan tentang raja-raja yang memerintah Kerajaan Singhasari. “Artinya disini, jika wilayah Kabupaten Malang ini pernah menjadi kerajaan besar di jamannya,” jelasnya.
Karena di Kabupaten Malang, khususnya di wilayah Kecamatan Singosari, tegas Ruslan, pernah menjadi pusat Ibu Kota Singhasari, maka peninggalan sejarah berupa stupa candi harus di rawat dengan baik agar anak cucu kita tahu tentang sejarah Kerajaan Singhasari. Sehingga untuk perawatan candi seharusnya tidak hanya dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) saja, namun Pemerintah Daerah pun juga harus ikut memperhatikan dan membiayai perawatan candi. Sedangkan di wilayah Singosari sendiri telah terdapat dua stupa candi, yakni Candi Singosari dan Candi Sumberawan.
Menurut dia, saat ini pengelola wisata sejarah candi selalu kesulitan biaya untuk melakukan perawatan. Selain perawatan candi minim sekali anggaran, hal ini juga tidak ditunjangnya fasilitas. Contohnya, di musim penghujan seperti sekarang ini juru pelihara candi tidak memiliki alat untuk membersihkan bangunan candi dari serangan lumut. Karena dengan musim penghujan ini, pertumbuhan lumut cepat sekali. Dan jika membersihkan lumut dengan alat, maka akan mempermudah juru pelihara untuk membersihkan lumut yang menempel pada bangunan candi.
“Untuk itu kami berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang untuk membantu anggaran dalam perawatan candi. Karena candi juga merupakan destinasi wisata, dan agar wisata candi banyak diminati wisatawan, maka Pemkab Malang harus membantu baik dari sisi dana perawatan maupun juga promosi,” ujar Ruslan. [cyn]

Tags: