Dewan Beri Sinyal Rekom Penutupan Pabrik Karet

Suasana hearing komisi C dengan warga Desa Medali, Kec Puri di Kantor DPRD Kab Mojokerto,  Senin (24/10) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Suasana hearing komisi C dengan warga Desa Medali, Kec Puri di Kantor DPRD Kab Mojokerto, Senin (24/10) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kab Mojokerto, Bhirawa
Kasus pencemaran bau limbah PT Bumi Nusa Makmur (PT BNM) dengan warga Desa Medali, Kec Puri akhirnya masuk ke dewan. Melalui Komisi C DPRD, lembaga wakil rakyat ini mempertemukan manejemen dengan perwakilan warga, Senin (24/10) kemarin.
Wakil Ketua Komisi C (Bidang Pembangunan) DPRD Kab Mojokerto, Sipon Diharjo menjelaskan, pemangilan merupakan langkah terakhir. Hasil hearing nantinya akan menjadi penentu Komisi C untuk mengambil legal opinian terkait permasalahan limbah ini PT BNM ini.
”Kami akan kirim rekomendasi Komisi C kepada pimpinan DPRD. Rekom akan dibahas di tingkat pimpinan untuk kemudian ditembuskan hasilnya ke bupati,” ujar Sipon usai hearing.
Politisi PDIP ini menyebut, komisinya sepakat merekomendasikan dua opsi kepada PT BNM. Opsi pertama yakni rekomendasikan relokasi pabrik dan opsi kedua tidak memperpanjang izin HO perusahaan itu. ”Rekomendasi yang kami berikan ini bukan secara subyektif, melainkan obyektif. Karena sebelumnya sudah melakukan tahapan hearing dengan warga dan juga turun langsung ke lokasi pabrik,” tandas anggota DPRD dua periode ini.
Sipon menambahkan, pencemaran bau yang dihasilkan pabrik pengolah karet harus tuntas. Meski saat aksi unjuk rasa kemarin ada kesepakatan antara manajemen bersama warga, untuk memperbaiki penyebab bau busuk yang dikeluarkan pabrik dalam tempo satu bulan.
”Sesuai dengan tugas kami di legeslatif, kami harus memperjuangkan aspirasi masyarakat,” ungkap Sipon.
Sementara itu, Jessica, Humas PT BNM, dalam hearing mengatakan, pihak manajemen perusahaan telah melakukan upaya besar-besaran untuk memperbaiki mesin produksi agar tidak menimbulkan limbah bau. Selain memasang pompa baru dan meninggikan cerobong, PT BNM juga memberi zat khusus untuk menetralisir bau.
”Sebelumnya proses produksi kita memang tidak bagus, tapi setelah tanggal 7 Oktober kemarin dilakukan pembenahan besar-besaran. Ini sebagai langkah kami menanggapi keluhan warga,” jelas wanita berkaca mata ini.
Didepan forum Komisi C, Jesica berjanji akan memperbaiki kualitas hubungan perusahaan dengan warga sekitar. ”Banyak perusahaan karet yang tetap survive meski berada di tengah – tengah lingkungan warga. Kuncinya adalah hubungan yang baik dengan warga sekitarnya,” tukasnya.
Farid Jatmiko, salah satu perwakilan warga mengaku tak tertarik dengan iming-iming perbaikan manajemen dan produksi yang ditawarkan PT BNM. Menurutnya, warga sudah tak percaya lagi dengan janji-janji manis itu dan warga tetap mendesak pabrik itu ditutup.
”Selama delapan tahun ini kami bosan dengan janji perusahaan, tuntutan kami cuma satu yakni penutupan pabrik,” lontarnya.
Ratusan warga yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Lingkungan (MPL) sebelumnya berdemo di depan pabrik karet PT BNM di Desa Medali, Kec Puri, Kab Mojokerto, Jumat lalu.
Warga dari beberapa desa itu mendesak pabrik itu ditutup paksa, karena membiarkan bau busuk dan polusi air di sekitar pabrik. Ratusan warga itu berjalan mulai dari Balai Desa Medali ke pabrik karet berjarak sekitar 100 meter sejak sore hari. [kar]

Tags: