Di Mata Keluarga, Almarhum Safiin Has Sosok yang Sempurna

Ismiati, istri almarhum Safii Has bersama foto Safii Has semasa hidup, Sabtu (17/03). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Di mata keluarga, almarhum Safii Has, warga Dusun Pulorejo, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang adalah sosok yang sempurna. Ismiati, sang istri menuturkan, Almarhum Safii baginya tidak ada bandingannya.
Hal itu di katakan Ismiati saat di wawancarai sejumlah wartawan di rumah duka, Dusun Plosorejo, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang, Sabtu pagi (17/03).
“Suami saya di mata keluarga itu ‘ndak’ ada tandingannya. Pokoknya ‘nggak’ ada tandingannya, orangnya itu ikhlas. ‘Sampeyan’ tanya orang-orang sini, kegiatannya cuma ke masjid, itu-itu aja, kalau ‘nggak’ percaya, tanya orang-orang sini,” tutur Ismiati sambil terisak.
Saat di tanya apakah almarhum sempat pernah bercerita apakah punya masalah dengan orang lain, Ismiati mengatakan tidak. Ia bahkan menjelaskan, akhir-akhir ini almarhum sempat sakit-sakitan.
Almarhum Safii Has sebelumnya di temukan meninggal meninggal dunia pada Jumat pagi sekitar pukul 08.00 WIB di sebuah kebun tebu di daerah Mlirip, Jetis, Mojokerto. Dari beberapa informasi yang beredar, kematian almarhum Safii dalam keadaan telanjang dengan hanya mengenakan celana dalam.
Ismiati mengatakan, malam sebelum Safii di kabarkan meninggal dunia, ia mengaku di pamiti oleh almarhum yang akan pergi ke Desa Blimbing, Kesamben, Jombang untuk menemui seseorang. Ia pun menuturkan, almarhum akhir-akhir ini kesehatannya menurun dan tidak pernah keluar malam hari sebelumnya.
“Mungkin di HP nya ada sms, mungkin, tapi saya ‘nggak’ tahu. ‘Nggak’ ingin taulah urusannya, mengingat dia (almarhum) kan sakit, jadi ‘nggak’ pernah keluar malam,” tuturnya lagi.
Malamnya, karena almarhum belum juga pulang, ia mencoba menghunbungi ponsel sang suami beberapa kali, namun tak kunjung ada kabar. Ia baru mengetahui kabar suaminya sudah berada di salah satu rumah sakit di Mojokerto berdasarkan informasi dari polisi.
“Pagi jam 9, ada telpon dari Polres (Mojokerto) pakai HP suami saya, kalau Pak Safii ada di rumah sakit. Saya langsung ke rumah sakit, sesampai di rumah sakit, tahu-tahu kok sudah di kamar mayat,” terangnya.
Masih menurut Ismiati, seluruh barang milik almarhum tidak ada yang hilang. Baik mulai dari kacamata, uang, dompet, Kartu Tanda Penduduk (KTP) maupun sepeda motornya. Ismiati pun mengatakan, almarhum memang mempunyai riwayat penyakit jantung. Atas meninggalnya sang suami, ia berharap kepada pihak kepolisian secepatnya dapat mengungkap penyebab kematian suaminya.
“Ya, yang ‘membikin’ suami saya seperti itu supaya cepat ketemu. Kemungkinan meninggalnya suami saya ini ada yang ‘nggak’ beres, di bugili kan, ‘nggak’ wajarlah pokoknya. Hasil visumnya saya juga belum tahu,” paparnya.
Ia menegaskan lagi, sejak sering sakit, almarhum memang jarang sekali keluar rumah. Aktifitas almarhum kata Ismiati lebih banyak hanya ke masjid dan olahraga.
“Itu tadi kok ‘nggak’ tahu, kok keluar sendiri. biasanya ‘ndak’ pernah keluar sendiri, ndak pernah,” isaknya.
Sekadar di ketahui, berdasarkan informasi di lapangan yang di dapatkan koran ini, setelah di kabarkan meninggal dunia, jenazah Safiin Has tiba di rumah duka sekitar pukul Jumat malam (16/03) sekitar pukul 22.30 WIB. Jenasah kemudian di makamkan di makam desa setempat sekitar pukul 23.00 WIB.
Sementara itu, anak satu-satunya almarhum Safii yang bernama Adit (20) menambahkan, sosok Safii baginya adalah sosok ayah yang sangat sempurna.
“Sangat sempurna bagi saya, gati (perhatian) sekali. Kita dari keluarga memang sudah ikhlas, tapi kita (hidup) di negara hukum, saya pasrahkan saja sama yang berwajib biar yang mengatasi semuanya,” harapnya.
Adit menuturkan, meski tidak mendapat firasat apapun tentang kematian almarhum ayahnya, sebelum almarhum pergi keluar, ia sempat berdialog dengan menawari makanan yang ia bawa dari Mojokerto.
“Setelah makan, kemudian (almarhum) pergi ke musholla untuk sholat magrib,” pungkasnya.(rif)

Tags: