Didukung Pemkab, Klaster Batik Bondowoso Siap Bersaing

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Bondowoso, Bhirawa
Berbagai langkah dan terobosan baru yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten untuk membantu para perajin menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015 terus dilakukan dalam bidang usaha khususnya batik lokal. Dinas Koperasi Perindutrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, telah membentuk kluster batik khas Bondowoso, untuk memaksimalkan potensi para perajin batik lokal.
Kepala Diskoperindag Bondowoso Drs H Harimas, MSi mengatakan, kluster batik ini dibentuk di Kecamatan Tamanan yang sebelumnya memang merupakan sentra industri batik.
“Kluster batik ini kita akan terus lakukan pembinaan. Apalagi disana sumber daya manusianya memang sangat cukup. Tamanan memang banyak perajin batik, termasuk SMK dan SMP yang memiliki ekstrakulikuler membatik,” Ujar Harimas saat ditemui kemarin.
Menurutnya, tujuan dari pembentukan kluster batik ini selain untuk meningkatkan daya saing produk batik khas Bondowoso, juga diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Nantinya, kluster batik ini juga akan dijadikan sebagai salah satu objek wisata minat khusus yang menawarkan berbagai kegiatan mulai dari proses pembuatan batik, hingga layak jual baik dipasar regional maupun nasional,” imbun pria yang biasa dipanggil si abang kumis ini.
Harimas menambahkan, bahwa pembentukan kluster ini juga ditindaklanjuti oleh Bupati Bondowoso, Amin Said Husni, dengan mewajibkan semua pegawai di lingkungan pemkab menggunakan batik lokal khas Bondowoso.  “Jadi Bupati sudah mewajibkan semua pegawai untuk menggunakan batik Bondowoso, bukan batik dari daerah lain,” tandasnya.
Sebagai langkah awal, kluster batik ini akan diberikan suntikan dana oleh Diskoperindag agar mampu mengemas dan mengembangkan wilayah Tamanan sebagai sentra batik khas. Namun, Harimas enggan merinci berapa anggaran untuk program ini.
“Kami sudah siapkan anggaran dari APBD, namun berapa jumlahnya belum jelas yang pasti itu ada untuk bantuan perajin batik di kecamatan yang akan dibentuk menjadi kluster” ungkapnya.
Tak hanya itu kata Harimas, pihaknya juga Untuk menggiatkan pemasaran hasil usaha kecil dan menengah atau UKM Bondowoso, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, (Diskoperindag) melakukan promosi lewat media elektronik melalui website www.diskoperindag.bondowosokab.go.id. Para pelaku UKM melalui operator bisa mengupload gambar produk mereka.
“Dengan cara ini, produk usaha kecil menengah asli Bondowoso tidak hanya dikenal masyarakat lokal, tetapi juga dapat dilihat siapapun di seluruh dunia,” tambahnya.
Kedepannya, Diskoperindag akan terus mengembangkan promosi via tekhnologi yang lebih khusus lagi, dengan mengajak lebih banyak pelaku UKM untuk memamerkan hasil produksinya.
“Di dalam website itu kita jelaskan usahanya apa, siapa produsennya, kita cantumkan juga nomor telfon pelaku UKM, transaki jual beli juga bisa disitu. Sebab melalui media social seperti ini, seluruh duniapun akan mengetahuinya apa saja hasil produk UKM yang ada di Bondowoso,” pungkasnya.
Sofiah (30) Salah satu pegiat batik di Tamanan yaitu pengembang Batik Lumbung mengaku sangat bangga atas dukungan penuh dari Pemkab tersebut, menurutnya selama ini pihaknya memang sangat mengharapkan dukungan bukan hanya dana dan pembinaan tetapi sampai pada tingkat pemasaran, sehingga hasil karya anak bangsa khususnya batik yang memang khas Indonesia tidak punah dan dikembangkan oleh generasi muda.
“Kita tidak hanya butuh dukungan dana mas, tapi pemasaran dan Alhamdulillah Pemkab merespon itu dengan mewajibkan pada pegawainya menggunakan batik local pada hari-hari kerja tertentu”, katanya. [mb7]

Tags: