Dindik Jatim Luncurkan One GM Hotel for One SMK

Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd menyaksikan MoU One GM HOtel for One SMK di Auditorium Sabha Nugraha Dindik Jatim, Sabtu (4/8).

Dampingi Pembelajaran hingga Manajemen BLUD SMK Perhotelan
Pemprov, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim semakin gencar menyambung link and match pendidikan kejuruan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Sebuah komitmen baru dilakukan dengan meluncurkan program One GM (General Manager) hotel for One SMK.
Seorang GM yang dimaksud berasal dari dunia industri perhotelan yang akan mendampingi secara intensif SMK jurusan pariwisata khususnya program keahlian perhotelan. Hal ini ditandai dengan penandatanganan MoU tahap kedua yang dilakukan enam SMK negeri dengan perhotelan, Sabtu (4/8). “Ada banyak hotel yang kita ajak bekerjasama, seperti Novotel, Aston dan lainnya. Kita akan terus kembangkan untuk SMK negeri maupun swasta,” tutur Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman MM, MPd.
Saiful mengungkapkan, perkembangan dunia pariwisata, perhotelan khususnya, telah berkembang pesat dengan dukungan teknologi digital saat ini. Misalnya dengan hadirnya aplikasi yang membuat orang tidak perlu datang untuk reservasi hotel. Perkembangan ini merupakan peluang yang harus disambut calon lulusan SMK. Khususnya dengan memperkuat kompetensi di level pelayanan yang sesuai standar hotel.
“Dengan adanya GM perhotelan masuk sekolah, kami berharap kompetensi siswa SMK dapat mengikuti standar hotel dan langsung siap kerja,” tutur dia.
GM yang hadir, akan memberikan pembelajaran mulai dari siswa, guru hingga sinkronisasi kurikulum di sekolah yang sesuai standar hotel bintang tiga sampai empat. Dengan begitu, kompetensi siswa akan digarap maksimal tanpa harus pelatihan atau kursus lagi. “Seperti kelas industri dan kelas CSR dari beberapa perusahaan lain, ini kita fokus di sektor perhotelan,” tandasnya.
Tidak hanya pembelajaran, dalam perkembangan pendidikan vokasi di Jatim dengan adanya SMK Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), kehadiran GM ini juga cukup strategis. Khususnya untuk SMK yang memiliki hotel dan telah berstatus BLUD. Kehadiran GM dapat mendampingi manajemen hotel sekolah hingga mendongkrak penghasilan mereka.
“Hotel di SMK sudah bisa dikomersilkan. Misalnya SMKN 1 Surabaya, SMKN 1 Buduran, SMK Panji yang sudah berjalan dengan omset besar. Kita juga ingin tambah di SMKN 6 Surabaya itu untuk diformat lagi program perhotelannya,” tutur Saiful. Jadi ada dua keuntungan, lanjut Saiful, yang bisa diperoleh sekolah dengan kehadiran GM ini. Pertama penguatan proses pembelajaran di sekolah. Kedua meningkatkan potensi usaha perhotelan di SMK.
Saiful menjelaskan, peluncuran program One GM, One SMK ini telah dimulai dari tahap pertama di Kediri dan tahap kedua di Surabaya. “Sementara ini masih dilakukan SMK negeri. Ke depan swasta juga akan kita sasar,” urainya ketika ditemui usai MoU One GM One SMK di Kantor Dindik Jatim, jalan Gentengkali 33 Surabaya.
Ia menegaskan, SMK yang sudah menjalin Mou Ini diharapka bisa menimbaskan programnya pada SMK lain yang belum menjalin kerjasama. Selain itu, SMK negeri yang menjalin program ini akan dioptimalkan untuk menjadi BLUD.
Kabid Pembinaan SMK Dr Hudiyono Msi menambahkan, SMK sudah berkali-kali melakukan kerjasma dengan Industri. Dan kerjasma kali ini akan semakin menguatkan pendidikan kejuruan di Jatim sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 terkait Revitalisasi SMK. “Program ini juga mewujudkan pendidikan sistem ganda di SMK antara Industri dengan SMK,” lanjutnya.
Dengan MoU ini diharapkan lulusan SMK tidak hanya terfokus menciptakan pencari kerja. Tetapi juga lulusan yang mampu menciptakan usaha. Khususnya bidang Pariwisata yang belum banyak diekspos. Padahal, potensi di sektor pariwisata saat ini terus tumbuh dan berkembang.
Magiono, Kepala SMKN 1 Banyuwangi menyambut antusias kerjasama ini. Pihaknya berharap, melalui kerjasama ini, seorang GM hotel dapat menjadi guru tamu atau dosen tamu sekolah untuk mengajar siswa secara langsung. Sehingga lulusan SMK bisa siap diserap hotel saat lulus.
Ada empat fokus yang akan dilakukan, tutur Magiono, pertama harus siap menajdi guru tamu atau dosen tamu sekolah yang didampingi pihak GM. Kedua siap membantu dan mendampingi kurikukulum bersama sehingga ada penyelarasan sekolah dan industri. Ketiga adanya bentuk CSR jadi dalam hal mengembangkan bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi pihak industri. [tam]

Tags: