Dinkes Tulungagung Kirim Sampel Makanan Penyebab Keracunan ke Surabaya

Didik Eka

Tulungagung, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung mengirim sampel makanan yang diduga sebagai penyebab keracunan masal di Desa Tiudan Kecamatan Gondang ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya. Pengiriman sampel ini diharapkan dapat memastikan penyebab keracunan.

“Hari ini (Senin, 26/9), kami kirim sampel makanan ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Surabaya,” ujar Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka, Senin (26/9).

Hasil laboratorium tersebut, menurut Didik Eka, nantinya akan memastikan penyebab keracunan pada 53 warga Desa Tiudan. Sedang sampel makanan yang dikirim di antaranya adalah sisa nasi goreng, daging ayam, telur goreng, mentimun dan makan ringan lainnya.

Ia selanjutanya menyatakan meski belum ada hasil dari laboratorium diperkirakan warga keracunan akibat bakteri.

“Ini karena ada korban yang merasakan gejala setelah 29 jam. Kalau keracunan zat kimia reaksinya muncul lebih cepat lagi,” tuturnya.

Didik Eka juga mengungkapkan jika warga yang menjalani rawat inap di faskes bertambah dua orang, sehingga jumlahnya menjadi delapan orang. Keadaan mereka semua saat ini sudah mulai membaik.

Bahkan untuk biaya perawatannya semua gratis karena merupakan kejadian luar biasa dan kejadian mendadak. Termasuk bagi korban yang dirawat di faskes swasta.

“Untuk kejadian KLB sudah ada perdanya jika dirawat di faskes pemerintah gratis. Tetapi yang dirawat di faskes swasta tadi pagi juga sudah digratiskan setelah Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes koordinasi dengan pihak faskes swasta tersebut. Kami berterima kasih pada faskes swasta karena ikut membantu dalam situasi seperti ini,” paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Puskesmas Tiudan Kecamatan Gondang telah mengirim sampel makanan yang diduga sebagai penyebab 53 orang mengalami keracunan masal nasi goreng saat acara Yasinan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.

Kepala Puskesmas Tiudan, Muklis Tri Nugroho, menyebut dibutuhkan waktu sekitar seminggu untuk mengetahui penyebab keracunan setelah sampel diperiksa di laboratotium.

Muklis menjelaskan dari hasil epidemiologi terhadap kasus keracunan masal itu warga yang hadir dan makan nasi goreng dalam acara Yasinan di Desa Tiudan sebanyak 64 orang. Tetapi yang mengalami keracunan berjumlah 53 orang.

Mereka yang keracunan mengalami gejala mual, muntah, diare dan pusing.

“Kejadiannya pada malam Jumat kemarin. Berselang empat sampai 24 jam setelah kegiatan itu warga mulai mengalami tanda-tanda seperti keracunan,” bebernya. (wed.gat)

Tags: