Diiringi Barongsai-Hadrah, Aizudin-Sudjono Daftar Ke KPU Kota Kediri

Pasangan Calon Walikota Kediri Aizudin-Sudjono saat mendaftar di KPUD Kota Kediri, Rabu

Kota Kediri, Bhirawa
Pasangan Aizzudin Abdurrahman dan Sudjono Teguh Wijaya resmi medaftarkan diri ke KPU Kota Kediri di akhir masa pendaftaran. Pasangan ini sebelum datang ke Kantor KPUD Kota Kediri menyempatkan diri sowan ke kyai sepuh di rumah Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil.
Usai bersilaturahmi ke Ketua PCNU, rombongan menemui para pendukungnya di aula muktamar untuk mengiringi pendaftaran ke KPUD kota Kediri, selain diantar ratusan pendukungnya kesenian barongsai dan seni musik islami hadrah juga mengiringi kedatangan pasangan tersebut
Menurut Ketua Tim pemenangan pasangan Gus Aiz dan Sudjono, Oing Abdul Muid Shohib, pendaftaran keduanya ke KPUD sengaja menampilkan dua kesenian yang mewakili kemajemukan dan kebersamaan masyarakat Kediri, yaitu kesenian Barongsai dan musik islami rebana.
“Sebenarnya kesenian ini tadi merupakan sumbangan dari para pendukung, namun sekaligus merupakan gambaran dari kemajemukan bangsa dan keberagaman di Kota Kediri, terutama bagi calon Wali kota dan Wakil Wali kota yang kita usung,” ucap Gus Muid
Gus Ais sapaan akrab Aizzudin Abdurrahman sebagai bakal calon walikota Kediri merupakan sosok muda kalangan pondok dan pengurus PBNU serta mantan ketua Pagar Nusa Indonesia. Selain itu, Gus Aiz merupakan cucu dari almarhum Gus Dur dan anak menantu kiai sepuh Kediri,Kiai Anwar Iskandar (Gus War).
Sedangkan Pak Jono, sapaan akrab Sudjono Teguh Wijaya yang merupakan bakal calon Wakil Walikota Kediri, adalah sosok WNI keturunan pengusaha mebel di Kota Kediri.
Keduanya diusulkan dan diusung oleh empat partai politik. PKB, PPP, Gerindra dan Golkar, dengan total perolehan kursi sebanyak 12 kursi, sehingga sudah melebihi batas perolehan suara syarat mendaftarkan diri ke KPUD.
Menurut Gus Aiz, apa yang membuat dirinya mendaftarkan diri ke KPUD Kota Kediri bersama dengan Jono karena dinamika politik yang cukup dinamis serta komunikasi yang terjalin antara masayikh dan partai politik sehingga keduanya akhirnya maju di Pilkada Kota Kediri.
“Sejarahnya panjang dan dinamika politik yang cukup dinamis, ditambah lagi komunikasi politik antara masayikh dan partai politik membuat kami akhirnya bersama maju sebagai bakal calon walikota dan wakil walikota Kediri,” ucap Gus Aiz.
Diketahui dalam pilihan Kepala Daerah Kota Kediri dipastikan ada tiga pasangan calon, yakni pasangan Petahana Abdullah Abu Bakar – Lilik Muhibah dengan koalisi 4 partai, yakni PAN-Nasdem-PKS-Demokrat, pasangan kedua adalah Aizudin -Sudjono dengan koalisi Partai PKB- Golkar-PPP dan Gerindra, sedangkan pasangan ketiga Samsul Ashar-Teguh Junaidi dengan koalisi 2 partai PDIP dan Hanura.
Setelah hari pertama pendaftaraan bakal paslon Kepala Daerah Kota Kediri DPC Kota Kediri menyatakan dukungannya ke calon Petahana, secara mengejutkan beredar surat instruksi dari DPP PDIP untuk DPC PDIP untuk mendaftar kan pasangan Samsul Ashar dan Teguh Junaidi ke KPUD,
Dengan adanya surat instruksi tersebut diduga kuat Rekomendasi PDIP juga jatuh ke tangan pasangan calon Samsul Ashar dan Teguh Junaidi dan ditambah rekom dari Hanura hampir dipastikan pasangan tersebut dapat tiket untuk mendaftar ke KPUD Kota Kediri sebagai bakal pasangan calon Walikota Kediri.
Samsul Ashar saat dikonfirmasi ketika mengambil rekomendasi dari Partai Hanura mengungkapkan,polemik yang terjadi di internal PDIP tersebut diakui karena kesalahannya, karena dirinya memotong kompas dengan meinta dukungan langsung ke DPP, kendati demikian dia sangat yakin jika dengan rekomendasi DPP , DPC akan mematuhi perintah pusat.
“Saya yang kliru saya yang salah saya minta maaf, saya bergerak sendiri untuk minta dukungan langsung ke DPP, kenapa jalan yang dulu disiapkan di DPC tidak saya lalui, memang ini komunikasi dan harus kita bangun kembali, dan saya sangat yakin ketika sudah ada rekom dari DPP , DPC akan patuh.”ujar Samsul Ashar.
Terkait pasangan yang mendampinginya yakni Teguh Juanidi , Samsul Ashar mengungkapkan jika hal tersebut adalah keputusan DPP PDIP, dan hal ini sangat beralasan karena sejak dari DPC, DPD, dan DPP Teguh Juanidi yang selalu mengikuti fit and propertest. “Ini keputusan DPP, dan yang ikut tes di DPC dan DPD, DPP adalah Teguh Junaidi, saya harus manut” terangnya.
Partai Hanura Kota Kediri yang sebelumnya sangat intens dengan kolaisi Aizudin -Sudjono juga sangat mengejutkan denagn memberikan rekomendasi kepada pasangan Samsul Ashar dan Teguh Junadi, Ketua DPC Hanura Kota Kediri Budi Santoso mengungkapkan jika keputusan politik hanura tersebut adalh keputusan dari DPP.”Kita tinggal melaksanakan apa yang menjadi keputusan DPP, ” ujarnya.
Tepisah Ketua Partai DPD PAN Kota Kediri Abdul Bagi Bafaqih selaku pengusung petahana terkait keputusan PDIP yang balik arah dukungan dari yang sebelumnya mendukung calon yang diusungnya mengatakan, keputusan PDIP tersebut tidak berpengaruh pada koalisinya, sebab kursi untuk mengusung petahana sudah lebih dari cukup.
“Tidak ada masalah dengan keputusan PDIP meskipun akhirnya mengusung bakal calon lain. Pengusung kita kan sudah cukup, dengan penguasung Partai PAN dan Nasdem, serta dukungan Partai Demokrat, dan PKS”tandasnya.
Namun sayangnya hingga saat ini Ketua DPC PDIP Kota Kediri Agus Sunoto saat dikonfirmasi terkait polemik yang terjadi di internal Partinya hingga saat ini belum bisa dihubungi. Dan hingga berita ditulis ini pasangan Samsul Ashar belum mendaftar kan diri ke KPUD, sementara KPUD membuka pendaftaran pada hari terakhir hingga pukul 24.00. WIB. [van]

Tags: