Disbudpar Jatim Gelar Kemah 1001 Pencerahan

Jambore-purbakala

Jambore-purbakala

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dalam rangka Kongres Kebudayaan Jatim, tidak hanya budayawan yang ikut didalamnya. Namun, generasi muda seperti perwakilan siswa di 38 kabupaten/kota di Jatim juga selanjutnya mahasiswa dan masyarakat diberikan pemahaman pentingnya kebudayaan melalui Kemah Kepurbakalaan dan Kemah 1001 Pencerahan Bangsa.
Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu Kemah Kepurbakalaan kali ini melibatkan 175 siswa anggota pramuka penegak kwartir cabang gerakan pramuka kabupaten /kota se Jatim. Selama tiga hari lamanya (19/5-21/5), mereka diberikan materi tentang cara merekonstruksi benda cagar budaya.
Salah satunya membuat gerabah. Mereka membentuk gerabah yang cukup mengingatkan mengenai kerajinan masa lampau dengan berbagai bentuk, ada yang membuat periuk dan patung yang digarap cukup apik.
Selain itu, mereka juga diajak untuk orientasi  lapangan di Candi Jawi dan mengadakan kerja bahkti di kawasan cagar budaya patirtan jolotundo. Disela-sela kegiatan juga terdapat kegiatan outbond dan permainan.
Pada pembukaan Kongres Kebudayaan, Wakil Gubernur, Saifullah Yusuf juga menyempatkan diri untuk menemui para siswa tersebut. Rasa gembira menyelimuti para siswa tersebut, bahkan memberikan kenangan pada Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Dr H Jarianto MSi mengatakan, kalau jambore kepurbakalaan Jatim tahun 2015 dimaksudkan untuk memberikan para siswa mengenai pentingnya pemahaman wawasan cagar budaya sebagai warisan budaya yang memiliki nilai-nilai penting.
Selain itu, mereka juga diperkenalkan dan menggali potensi-potensi cagar budaya untuk memupuk kepribadian dan identitas jati diri generasi muda, mendorong generasi muda ikut berperan dalam menjaga dan merawat keberadaan cagar budaya seiring perkembangan era globalisasi, serta memanfaatkan cagar budaya sebagai media edukasi, rekreasi dan penelitian.
Sedangkan, kemah 1.000 tahun pencerahan bangsa diikuti oleh 125 mahasiswa, pelajar dan masyarakat yang diselenggarakan pada tanggal 23 s/d 24 mei 2015 di Pusat Pelatihan Lingkungan Hidup, Seloliman dan Jolotundo, Trawas, Mojokerto.
Hari pertama, peserta akan diberikan materi tentang sejarah peristiwa mahapralaya budaya oleh budayawan dan wawasan tentang kebersamaan dalam kerukunan bermasyarakat yang dibuktikan dengan peninggalan situs-situs di sekitar Gunung Penanggungan, oleh Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia  Komda Jatim.
Sedangkan pada hari kedua, peserta akan diajak napak tilas, berjalan mulai dari Seloliman sampai dengan patirtan Jolotundo sejauh sekitar 1 km, dan kemudian peserta akan menandatangani sebuah prasasti dalam kanvas sebagai simbol 1.000 tahun bangkitnya pencerahan bangsa.
“Kegiatan dalam rangka memperingati peristiwa 1.000 (seribu) tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1.016 dimana setelah runtuhnya Kerajaan Medang, maka bangkitlah Kerajaan Kahuripan dengan Airlangga sebagai rajanya. Peristiwa itu terjadi di wilayah Jatim,” kata Jarianto. [rac]

Tags: