Diseminasi Praktik yang Baik Tingkatkan Kualitas Guru Madrasah

Peserta workshop merancang anggaran diseminasi. [achmad tauriq/bhirawa]

Peserta workshop merancang anggaran diseminasi. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Meningkatkan mutu pembelajaran di lingkungan madrasah, USAID Prioritas menggelar Workshop Rencana Strategis untuk Diseminasi Praktik Baik di Lingkungan Kementerian Agama Wilayah Provinsi JawaTimur.
Pelatihan diikuti 8 kantor perwakilan kementerian agama kabupaten/kota. Adapun 8 Kab/Kota tersebut adalah Kota Batu, Mojokerto, Banyuwangi, Madiun, Situbondo, Lumajang, Ngawi dan Lamongan.
“Diseminasi praktik yang baik ini dibutuhkan untuk peningkatan kualitas guru di madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah,” Kepala Balai Diklat Kemenag (BDK) Jatim H Mochammad Toha, saat dikonfirmasi usai Workshop di Hotel Alana, Minggu (25/9) kemarin.
Toha menambahkan, keterbatasan anggaran kami untuk mendidik guru membuat guru kami akan mengikuti diklat lagi setelah 5,5 tahun, sehingga update keilmuannya ketinggalan, karena itu kerja sama dengan USAID itu penting.
Apalagi selama ini, madrasah kebanyakan berada di desa sehingga pola pembelajarannya belum berkembang sepenuhnya. “Maka, melalui pelatihan praktik yang baik, diharapkan pendidikan di desa berjalan lebih bagus,” jelasnya.
Sementara itu USAID Prioritas bekerja sama dengan BDK, karena BDK merupakan lembaga yang secara regulasi memang yang berhak mendidik guru. “Kalau hanya mendidik guru itu bisa dilakukan siapapun, apalagi kami memiliki 39 widyaswara, tapi kalau mendidik dan berwenang mengeluarkan sertifikasi ada pada BDK,” terangnya.
Sedangkan madrasah dari tingkat dasar hingga menengah yang dimiliki Kemenag Jatim itu umumnya terletak di desa yang terkadang sulit dijangkau, karena itu dukungan USAID Prioritas yang mendidik widyaswara yang potensial itu sangat bermanfaat untuk melakukan diseminasi (persebaran).
Hal senada juga diungkapkan Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jatim, Hj Hani’ah, mengatakan pihaknya menangani 211.000 guru dengan hanya 19.000 guru yang PNS. Mereka tersebar pada 419 madrasah yakni 146 MI, 183 MTs, dan 90 MA.
“Lainnya non-PNS yang direkrut yayasan, sehingga kualifikasi dan kompetensi tentu sangat rendah, sebab guru non-PNS itu banyak yang bukan dari sarjana pendidikan, bahkan ada guru yang sarjana teknik, karena itu kerja sama dengan USAID Prioritasitu sangat membantu,” ujarnya.
Bahkan Ketua KKM Kecamatan Brondong Lamongan, Mujianto, mengutarakan pelatihan PAKEM yang diajarkan USAID Prioritas telah membawa perubahan manajemen sekolah, cara mengajar guru dan juga semangat belajar siswa, meski masih 110 dari 330 guru dan kepala sekolah yang dilatih USAID Prioritas.
”Manajemen sekolah berubah dengan bersemangat menyediakan anggaran untuk pengembangan pelatihan guru, sedangkan guru juga berubah dengan melakukan pembelajaran di luar kelas, seperti pembelajar tentang tanaman di luar kelas, pembiasaan budaya baca, atau pengenalan pewarna jajanan yang berbahaya di halaman sekolah. Siswa juga semangat berangkat pagi,” katanya. [riq]

Tags: