Dishub Wacanakan Angkot dan Angdes Jadi Angkutan Sekolah

Gunadi

Tuban, Bhirawa
Dinas Perhubungan Kabupaten Tuban mewacanakan pengaktifan kembali angkutan umum dalam kota (Angkot) dan angkutan umum pedesaan (Angdes) yang saat ini nyaris mati suri, seiring dengan tingginya penggunaan kendaraan pribadi untuk berbagai keperluan.
Rencana pengaktifan kembali ini diharapkan mampu menjadi solusi kepadatan lalu lintas dan tingginya angka kecelakaan di jalan raya dan pelanggar Lalin yang utamanya didominasi anak usia pelajar.
“Ini sekaligus akan mengurangi kepadatan dan potensi kecelakaan lalu lintas,” ujar Sekertaris Dinas Perhubungan Tuban, Gunadi (13/1).
Menurut Gunadi, re-aktifasi Angkot dan Angdes difokuskan pada angkutan penumpang sekolah, dengan demikian akan mengurangi pelangaran lalulintas oleh pelajar yang menggunakan kendaraan bermotor tanpa memiliki sudar izin mengemudi.
“Angkot dan Angdes ini mendorong gerakan naik angkutan umum kembali, dengan melibatkan semua instansi dan pihak terkait,” terang Gunadi.
Manfaat penggunaan transportasi umum tidak saja mengurangi kepadatan dan resiko kecelakaan lalu lintas yang ditimbulkanya, akan tetapi juga akan berdampak positif bagi pengusaha angkutan, para sopir yang menggantungkan perekonomian mereka dari provesi tersebut juga untung.
Bahkan jika memang mendapat restu dari pemerintah daerah, Dishub juga ingin mengembangkan sistem transportasi berbasis aplikasi, dengan kerjasama bersama pihak-pihak penyedia layanan transportasi demi mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Sayangnya banyak gagasan yang masih mandeg belum dapat direalisasikan karena pemerintah daerah belum menyetujuinya.
“Saat ini program masih belum disetujui, harapan kami, program ini dapat berjalan dengan baik sebagai langkah kongkrit menggerakan kembali angkutan umum baik kota maupun pedesaan.” katanya.
Di sisi lain, wacana Dishub ini mendapatkan respon positif dari paguyuban sopir angkutan kota, saat .com mencoba meminta konfirmasi. Menurut mereka langkah tersebut harus segera direalisasikan agar agar usaha mereka bergairah kembali.
“Bagus jika memang seperti itu, sepertinya itu harus dilaksanakan segera,” kata Ihsan Hadi, perwakilan paguyuban angkot Tuban.
Dia menjelaskan, sejak tahun 2006, banyak Angkot maupun Angdes tidak beroperasi, penyebabnya adalah semakin banyak warga maupun pelajar yang beralih menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan bermotor, akibatnya pendapatan mereka turun, meski sebagian pemilik angkutan masih bertahan, sebagian lagi menjalankan profesi lainya.
“Sekitar tahun 2000 masih bagus, sekitar tahun 2005 sampai sekarang ini bomingnya, bisa dilihat banyak warga yang memilih menggunakan kendaraan pribadi dsripada naik angkutan umum,” katanya. [hud]

Tags: