Dispendik Sosialisasikan Sekolah Multigrade

Kadispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina saat melakukan sosialisasi sekolah multigrade.

Setiap Tahun Sebanyak 300 Guru Pensiun
Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi sekolah multigrade (kelas rangkap) sebagai kegiatan pengembangan kelas layanan khusus.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula Dispendik Kabupaten Probolinggo ini diikuti oleh 44 orang peserta terdiri dari 24 koordiator wilayah (korwil) dan 20 kepala sekolah multigrade dari Kecamatan Tiris, Krucil dan Gading.
Sosialisasi sekolah multigrade yang dibuka oleh Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina didampingi Kepala Bidang Pembinaan SD Sri Agus Indariyati dan Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Nurohma Afrianti ini menghadirkan narasumber dari DF Probolinggo untuk multigrade dari program Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI).
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina, Selasa (3/9) mengungkapkan saat ini Pemerintah Daerah sedang berupaya untuk melakukan replikasi pembelajaran kelas rangkap (multigrade teaching) sebagai upaya mengatasi tenaga guru. Sebab setiap tahun, tidak kurang 300 orang guru yang purna tugas.
“Awalnya memang ada solusi melalui kuota CPNS, tetapi hal itu tidak banyak membantu terhadap kekurangan guru yang kami butuhkan. Karena rata-rata yang masuk menjadi CPNS adalah para GTT (Guru Tidak Tetap) yang selama ini memang sudah mengajar di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Menurut Dewi, tahun 2019 ini pihaknya kembali mengajukan kuota CPNS sesuai jumlah yang pensiun. Namun ternyata tidak seperti skenario yang diinginkan. Karena kuotanya adalah 30% CPNS dan 70% PPPK. Itupun untuk CPNS yang tersisa honorer K2 dari tenaga administrasi karena memang harus didahulukan.
“Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, kita akan mengalami kekurangan guru sebanyak 1.151 orang dengan asumsi 250 hingga 300 orang guru yang pensiun setiap tahunnya.
Solusi lain yang akan kami lakukan adalah kemungkinan melakukan merger sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
Dewi menerangkan melalui program INOVASI sudah ada pendampingan terhadap 8 sekolah yang menerapkan multigrade. Saat ini akan dicoba melakukan replikasi multigrade terhadap sekolah-sekolah di tiga kecamatan terdekat dengan Kecamatan Sukapura.
“Harapannya nanti kalau kepala sekolah, guru dan pengawas sudah memahami maka sekolah multigrade bisa segera diimplementasikan sehingga kekurangan guru bisa diatasi. Sebab dengan multigrade, kita yang biasanya butuh 6 guru untuk 6 kelas maka cukup dengan 3 guru,”
terangnya. Lebih lanjut Dewi menerangkan mulai saat ini pihaknya sudah mulai melakukan penguatan-penguatannya. Nanti akan dilanjutkan dengan beberapa bimtek (bimbingan teknis) bagaimana menggabungkan kompetensi dasar kelas 1 dan kelas 2 tematik yang temanya sama digabungkan dalam satu materi.
“Guru akan mengajar 1 kelas 2 jenjang. Kelas 1 dan 2 diajarkan dalam satu kelas materinya sama. Misalnya tentang tema lingkungan hidup dan satunya tema kesehatan. Itu khan mirip pastinya nanti digabung. Tetapi itu dibutuhkan kemampuan khusus dari gurunya,” tegasnya.
Dewi menambahkan bahwa sekolah multigrade ini merupakan solusi dari Pemerintah Daerah dalam rangka mengatasi kekurangan guru dan memberikan pelayanan wajib dan dasar bagi masyarakat.
“Oleh karena itu, siapapun yang mendapatkan replikasi pertama sekolah multigrade, kami mohon komitmen dan kesungguhannya. Karena ini perjuangan kita bersama dalam memberikan pelayanan kepada anak bangsa,” tambahnya. [wap]

Tags: